Annoying Boy 22 - Dream

5.5K 514 4
                                    


Budayakan Vote sebelum baca.

Typo Bertebaran.

Happy Reading n Enjoyed

*****

Seorang gadis kecil berumur tujuh tahunan tengah menangis ditrotoar pinggir jalan dengan luka dilututnya.

Lalu datanglah seorang pria kecil yang menghampiri sigadis tersebut.

"Kau kenapa?" Tanyanya lembut.

"Apa Kau tidak bisa lihat, lututku berdarah, aku terjatuh" ucap gadis itu dengan nada yang tidak bersahabat, lalu ia menangis lagi.

"Hei, aku bertanya baik-baik, kenapa kau malah begitu?" Ucap pria itu balik.

Gadis itu malah nenangis semakin kencang.

Pria tersebut berdecak kesal melihatnya "aku akan pergi" belum sempat ia melangkah pergi, sang gadis kecil telah menahanya.

"Tunggu" panggil gadis itu.

"Apa?"tanyanya malas.

"Jangan meninggalkanku, aku takut" ia mengusap kasar air matanya.

"Ku kira kau tak butuh aku" pria tersebut tersenyum sinis.

"Mianhae, kata eomma nggak boleh dekat-dekat dengan orang asing. Maafkan aku jika tadi bersikap begitu" jelas gadis itu, tangisnya punsudah mulai reda. (Mianhae)

"Lalu, kenapa kau malah mencegahku pergi, aku kan orang asing?"

"Kau masih kecil, kau tak akan mungkin menculik ku"

"Hya.. aku lebih tua darimu ingat itu" pria kecil itu sedikit tak terima di sebut kecil oleh sang gadis.

Gadis itu memutar bola matanya "Arraseo-arraseo, bisakah kau membantuku untuk pulang, kakiku sakit". (baiklah)

"Hmm.." pria itu tampak berfikir "apa imbalan yang ku dapat?" lanjutnya.

"Hya, kenapa seperti itu?"

"Kau mau tidak, kalau tidak aku akan pergi"

"Tunggu"

"Jadi apa imbalannya"

"Hmm,, memang kau mau imbalan apa?" Tanya gadis itu.

Pria tersebut terdiam sedang berpikir keras "ah.. imbalanya, berkencanlah denganku"

"Hah? Ber.. ber.. ber-apa?

"Berkencan"

"Iya itu, apa itu?. Aku tak mau aku tak memiliki benda seperti itu, tapi aku memiliki banyak boneka barby dirumah"

"berkencan bukan barang, dan Aku tidak mau boneka barbimu, aku maunya berkencan denganmu.. kata teman-temanku, seorang laki-laki jantan harus berkencan dengan seorang gadis. Sedangkan aku sama sekali tak memiliki teman wanita.. jadi kau mau kan berkencan denganku?"

"Baiklah, kita berkencan sekarang. Jadi sekarang bantu aku"

"Baiklah" pria itu berjongkok dihadapan sang gadis. "Apa ini sakit?"

"Sakit sekali"

"Seharusnya kau hati-hati, naik lahh kepunggung ku" pria tersebut memutar badanya.

"Apa kau serius?" Tanya gadis itu sedikit tak percaya, melihat badan sang pria yang kecil, meski lebih tinggi darinya.

"Iya, cepat naik" lalu gadis itu naik kepunggung pria itu pelahan-lahan.

"Namamu siapa?" Tanya sang pria setelah berhasil berdiri sambil menggendong sang gadis.

"Hyerin"

"Ohh.. kenalkan namaku -------, tapi kau bisa memanggilku ------- oppa"

"Kenapa?"

"Kita kan sudah berkencan kau ingat. Dan aku juga lebih tua darimu tau"

"Oh ne, ------- Oppa" seketika pria kecil itu langsung tersenyum puas mendengar sang gadis memanggil namanya itu.

Hyerin mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal itu. ia terbangun dengan nafas yang memburu setelah bermimpi sesuatu yang menurutnya sangat aneh.

Siapa laki-laki kecil dimimpinya, dan mengapa dirinya sama sekali tak mengingat pernah mengalami kejadian seperti dalam mimpinya.

Dan kenapa saat pria kecil itu menyebutkan namanya Semua nampak buram dan telinganya seperti mendengung, sehingga ia tak dapat mengetahui nama pria kecil itu.

Menurut mitos mimpi merupakan suatu kejadian yang akan terjadi atau telah terjadi dalam kehidupan nyata kita. Tapi terkadang juga tidak benar, dan mimpi hanya sebagian dari bunga tidur kita saja.

Apa ia mengenal Pria kecil itu, atau memang benar sumua itu hanya mimpi belaka aja.

Entahlah.

Hyerin mengalihkan pandanganya ke nakas, dilihatnya jam weaker yang berdiri tegar dengan menunjukan jarum panjang diangka dua belas dan jarum pendek di angka enam, yang berarti tepat pukul enam pagi.

Menurutnya ini masih teralu pagi jika dibandingkan kebiasaanya dirumah ayahnya. Dan ia masih ada banyak waktu sebelum berangkat kesekolah.

Ia berjalan gontai menuju kamar mandi, dan membasuh wajah serta menggosok giginya diwastafel.

setelah itu ia keluar dari kamarnya hendak menuju dapur, tapi langkahnya berhenti tepat diruang tengah.

Ia lihat jungkook tidur disofa. Benarkah jungkook tidur semalaman disana?. Ia dapat melihat jungkook meringkuk kedinginan seperti seorang anak kecil, wajahnya terlihat sangat imut dan juga polos, sungguh sungguh sangat polos mungkin Hyerin akan tertipu pada pria dihadapanya ini jika ia baru mengenal seorang jungkook, tapi beruntung ia sudah sangat paham dengan sifat-sifat busuk yang jungkook miliki.

Tak mau berpikir panjang, hyerin melanjutkan langkahnya ketempat awal tujuanya.

Ia menegug segelas air putih, sebelum ia melanjutkan langkahnya menuju kulkas untuk mencari bahan-bahan yang dapat ia masak untuk acara sarapanya pagi ini. Untung saja ia sudah bisa memasak, mengingat hyerin telah kehilangan ibunya beberapa tahun terakhir ini, membuatnya harus mandiri termasuk dalam hal memasak. Bahkan ia meminta bibinya untuk mengajarinya memasak, ia ingin menggantikan sosok ibu dimata ayah dan kakaknya.

Hyerin mengeluarkan beberapa bahan masakan yang terdapat dilemari es, ia tak dapan mememukan banyah bahan mengingat ini adalah apartemen pria dan kalian tahu sendiri bagaimana seorang pria kan, pasti mereka akan memilih memasak makanan instan dari pada makanan sehat yang tentunya butuh waktu untuk membuatnya.

Tubuh hyerin tiba-tiba menegang, saat ia merasakan sesuatu yang melingkar diperutnya. Dilihatnya sebuah tangan kekar seseorang yang telah bertengger manis di pinggangnya.

Hyerin memutar bola matanya malas, siapa lagi orang yang melakukan hal seperti ini kalau bukan orang yang beberapa saat lalu ia anggap imut itu, dan sungguh ia menyesal telah menganggap jungkook imut.

"Morning" ucap jungkook sambil menumpukan kepalanya dibahu Hyerin.

*****

Tbc

#Kim_Taeya

Annoying BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang