4

51 22 5
                                    

Karin pov

Aku sedang membaca novel di kantin saat rena berlari menuju taman belakang yang tampak dari jendela kantin, dia menyandarkan tubuhnya di dinding menghindar dari anak-anak lain yang ada di sana, kulihat dia terisak sambil menutup mulutnya, takut terdengar orang. Aku lalu beranjak dari dudukku dan berjalan pelan ke belakang, setelah berada di dekatnya aku berusaha melangkah dengan pelan agar tidak mengagetkannya.

"Rena... Kamu kenapa?" dia terkejut melihatku, dan segera menghapus airmata nya

"eh, nggak kok..." sikapnya memang dingin pada semua orang, aku tak pernah melihatnya dekat dengan siswa lain, well kecuali Revhan. Makanya aku tidak kaget melihat tingkah sekarang, berusaha menghidar dariku. Dia segera pergi meninggalkanku tapi aku berhasil menahan tangannya.

"Loe putus sama revan?"

Dia terdiam, menatap wajahku, dan kulihat beberapa tetes air keluar dari matanya, sepertinya tebakannku tepat. aku segera menariknya kepelukanku, aku tau dia butuh teman sekarang, aku tau dia butuh orang yang bisa diajak berbagi, dia terisak dipelukanku. Entah kenapa aku peduli padanya, tak seperti dengan kebanyakan mantan Revan lain, yg saat putus dengannya aku tak peduli.

"Ren, kalau loe butuh teman cerita, gue bisa denger kok..." dia melepas pelukannya

"Tapi... dari mana loe tau..." dia menatapku heran

Aku tersenyum padanya

"Dia yang cerita?" Dia terlihat panik

"Ren... gue udah tau semuanya, tapi bukan dari Revan kok" "gue tau sendiri" aku berusaha tersenyum meskipun dadaku sakit mengingat kejadian itu

Dia mengerutkan dahinya

"Rena, loe tau kan gue deket sama Revan... gue tau dia orangnya gimana... dan gue juga tau gaya pacarannya dia gimana"

Dia menunduk

Dia masih terisak, lalu kuajak dia duduk di bangku belakang yang biasa aku datangi kalau lagi malas di kelas

"Gue ngak ngerti kenapa dia mutusin gue Rin," "gue bingung" "Gue sayang banget sama dia Rin, sumpah" dia bicara panjang lebar tentang Revan.

Aku bingung sekarang, di satu sisi Revan adalah sahabat paling dekatku, tapi disisi lain aku juga perempuan, aku ngerti apa yang Rena rasa saat ini, dan aku tau pasti meski hubungan mereka gak lama, Revan pasti udah ngedapetin apa yang dia mau, makanya dia mutusin Rena skarang, hah Revan emang playboy cap kelamin berjalan!!!

"Ren, gue ngerti perasaan loe, ntar gue ngomong sama dia yaa"

"Jangan Rin!!!" Rena setengah berteriak, dia terlihat panik "udah cukup gue ngomong sama dia" "gue ngomong kek gini, Cuma pengen curhat, selama ini gue mendam sendiri, sesak rin" dia memukul pelan dadanya

"Oke oke..  Gue gak bakal ngomong apa-apa ke dia.." aku berusaha tersenyum meski rasanya berat untuk bisa tersenyum saat ini

"Makasih rin udah dengarin gue, makasih banget" Rena tersenyum tulus padaku.

Sejak kejadian itu aku dan rena mulai bersahabat dekat, aku mulai tau kalau rena ternyata anak yatim piatu, dia hidup sebatang kara di dunia ini, dia berkerja sebagai kasir di mini market sepulang sekolah untuk membiayai hidupnya
Untuk uang sekolah Rena mendapat beasiswa karna berprestasi. Rena tau kalau aku bersahabat dengan Revan, awalnya dia tak pernah mau kuajak jalan kalau dia tau Revan akan ikut, namun semakin lama Rena mulai terbiasa dan memaafkan Revan, bahkan sekarang Rena berpacaran dengan Andre, kalian tentu ingat Andre kan, My ex, hehehe
Tapi mereka berdua tampak sangat cocok dan saling mencintai satu sama lain. Kami berempat bersahabat dekat sampai lulus SMA dan masuk di kampus yang sama danhanya beda fakultas, aku satu fakultas dengan Rena di kedokteran sedangan Revan sama dengan Andre di fakultas hukum

It's called 'Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang