13

42 5 0
                                    

Karin POV

Sudah tiga minggu setelah kejadian malam itu, aku tak pernah bertemu dengan revan, baik ketemu secara langsung ataupun sekedar lewat pesan singkat. Jujur saja kejadian malam itu membuatku melupakan seluruh patah hatiku dengan Raka, sekarang yang ada di pikiranku hanya Revan, Revan, dan Revan!

Hartaku yang sangat berharga sudah di rampas oleh temanku sendiri, sahabatku! Meskipun ternyata akulah yang "memulai duluan" atau apalah itu, tapi tetap saja bukankah dia seharusnya menolak kalau terjadi seperti itu, bukankah seharusnya dia menjagaku! shit.

Bahkan sekarang, setelah kejadian itu, tidak pernah satu kalipun dia mencoba menghubungi, atau bahkan bertemu denganku untuk hanya sekedar bertanya kabar, Apa nasipku seperti wanita-wanita nya selama ini? Setelah puas 'mencicipi' dia membuangku begitu saja, bahkan tidak mempertimbangkan persahabatan yang sudah terjalin lebih dari sepuluh tahun ini.

Aku benar-benar tidak bersemangat datang ke kampus dan beraktivitas akhir-akhir ini. Jujur saja aku sangat merindukannya, aku selalu bertanya-tanya apakah dia sudah punya pacar lagi kini? Apa dia tidak merindukan ku? Bodoh sekali bukan!

Siang ini aku akhirnya akan bertemu dengannya, Andre berulang tahun dan Rena berniat memberi surprize di tempat Revan, hotelnya memang sudah seperti basecamp kami, kami selalu berkumpul disana, dulu, paling tidak sebelum tiga minggu yang lalu. Rena yang memaksaku untuk datang ke sana, awalnya aku menolak dengan berbagai alasan, aku belum siap bertemu dengannya, apalagi ada Rena dan Andre. Namun bukan Rena namanya kalau tidak berhasil membujukku. Oh iya, masalahku dengan Revan tidak kuceritakan pada Rena atau siapapun, aku merasa harus menyimpannya sendiri.

Aku mengumpulkan seluruh kekuatanku untuk akhirnya pergi kesana, ke hotel miliknya itu, mendebarkan rasanya bertemu dengannya lagi setelah tiga minggu kami benar-benar hilang kontak. Sesampainya disana, mataku segera mencari orang itu, aku menemukannya sedang mempersiapkan segala sesuatu dengan rena, mereka terlihat mengatur meja dengan gelas dan botol wine, tampak juga sebuah kue ulang tahun di tengah-tengah meja. Hanya Rena yang menyambut kedatanganku, dia terlihat fokus dengan pekerjaannya,

Dia tidak peduli denganku!

Aku berusaha terlihat biasa saja dengan Rena, meski hatiku sangat sakit melihat perlakuannya, beginikah perlakuannya pada wanita yang sudah dia tiduri?

Setelah berhasil memberi kejutan pada Andre, kamu duduk-duduk bersama sambil menonton tv dan menikmati cemilan yang sudah di sediakan Rena, sepanjang waktu dia bahkan tidak menatapku sama sekali, kami seperti berada di tempat yang berbeda. Setelah itu Andre membuka botol wine untuk melanjutkan acara dengan minum-minum disini, aku benar-benar tidak bisa menyentuh wine di depanku, semacam trauma dengan minuman itu, terlebih berada di tempat ini rasanya aku ingin melarikan diri, jangan tanyakan tentang revan, dia terlihat biasa saja dan menikmati minumannya.

"Woi" Andre mengagetkanku " Ngelamun aja loe dari tadi gue perhatiin, Minum dong" andre menyodorkan gelas berisi minuman merah tua itu padaku, aku mengulurkan tanganku terpaksa untuk mengambilnya, namun belum sampai tanganku meraih gelas itu, revan malah mengambilnya duluan dan langsung meminumnya sekali teguk.

Andre dan Rena menatapku dan Revan bergantian, Rena meletakkan gelasnya ke meja dengan keras membuat kami spontan menatapnya tajam

"Gue udah perhatiin ya akhir akhir ini kalian berdua aneh tau, kenapa sih" Rena menatap kami berdua dengan wajah bingung

"Gak ada apa-apa " revan menjawab dengan santai, aku mengangguk pelan berusaha menguatkan diriku

gak ada apa-apa?, wow!!

It's called 'Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang