15

35 4 0
                                    

Karin POV

Akhirnya aku menceritakan semuanya sama Rena sore ini. sejak kami pulang dari Coffee shop tadi, Rena terus menuntut cerita dariku. Kami berdua berada di rumahku sekarang, Revan dan Andre kembali ke kampus untuk kuliah siang tadi.

"Oh My God!!! " Rena menatapku dalam-dalam "You sleep with him?" Mulutnya terbuka dengan ekspresi kaget luar biasa, "Gue gak nyangka Revan yang bakal dapetin keperawanan loe" Rena tersenyum jahil

"Gue apalagi" sebenarnya, ada sedikit penyesalan dalam kepalaku, padahal aku berharap akan melakukan sex pertama kali ketika menikah nanti... but who knows, right? Kali aja dia akan menjadi suamiku kelak... i hope...

"Trus gimana rasanya?"wajah Rena berubah menjadi genit, senyam senyum sendiri sambil menyenggol tanganku dengan sengaja.

"Rasa apa?" aku bingung menatapnya

"Rasa itu tuh" Rena seperti meng-kode sesuatu

"Apaan sih Ren, gue gak ngerti" aku meneguk minumanku

"Rasanya tidur sama seorang Revan" aku sontak berbalik padanya "Gue tau Rin, dia tuh hot banget kan?" Aku melotot padanya

"Apaan sih" "kan udah gue bilang klo waktu itu gue mabok berat" "yang ada rasanya cuma sakit doang seharian" aku cemberut.

"Wah gak seru banget sih loe, masa gak ada sedikitpun yang loe ingat! sentuhannya, ciumannya, permainannya" tatapannya seperti sedang membayangkan semua yang barusan dia katakan

"Gak ada! Lagian apaan sih loe, napsu banget"

"Secara Rin, dia itu Revan!"

"Emang kenapa ? Jangan-jangan loe masih baper yah sama dia?" "Secara loe juga korbannya dia kan?" Aku menatap tajam Rena

"Oh sorry yah, gue udah gak bisa berpaling dari andre, lagian gue gak pernah tidur sama Revan loh" Rena tampak serius

"Ngak mungkin banget loe gak tidur sama dia, gue gak percaya" aku meneguk minumanku

"Ih beneran kali, gue ciuman doang sama dia, yah paling pegang-pegang aja, gak sampe jebol" Rena memonyongkan bibirnya mengejekku

"Gak, tetap aja gue gak percaya" aku mengeluarkan lidahku balas mengejeknya

"Loe gak cemburu kan" Rena tertawa kecil

"Ya gak lah, kalo gue cemburu sama mantan-mantannya dia, yang ada gak ada lagi teman cewek gue, secara mantannya banyak tersebar di kampus"

"Hahaha" " iya juga yah" Rena tertawa

"Ren, gue rada takut sebenarnya tau" aku menjadi serius

"Kenapa"

"Gue emang cinta sama dia, tapi gue takut nantinya nasip gue sama kayak mantan-mantannya yang lain,"

"Emang loe gak yakin sama dia?"

"Gak tau Ren, gue takut aja..." aku menundukkan kepalaku

"Kalo menurut gue sih loe harus yakin sama dia, gue rasa sih hubungan kalian bakal awet, kalo emang dia cuma mainin loe sih udah dari dulu kali, kan kalian udah kenal lama banget"

Hati kecilku membenarkan apa yang Rena bilang, aku yakin dia mencintaiku. Tapi tetap saja kekhawatiran bahwa dia akan 'membuangku setelah bosan' menjadikanku sedikit ragu.

"Gini ya Rin kalo menurut gue, dia gak mungkin main-main sama loe, kalian berdua tuh saling tau baik buruk masing-masing, dan dia gak mungkin ngorbanin persahabatan kalian buat main-main doang, sikap Revan ke loe itu beda ke perempuan lain, kelihatan kok kalo dia sayang banget sama loe"

It's called 'Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang