18

2K 186 4
                                    

Markk kini berada di ruangan Jhonny. Jhonny mengamati penampilan Mark dari ujung kaki ke ujung kepala. Terlihat sangat jelas perbedaan dari kedua pria ini. Jhonny terlihat dewasa dengan jas dokter yang dipakainya, sedangkan Mark terlihat sangat muda karena pakaian kuliahnya.

"Jadi seperti ini penampilan dari suami Wendy," ucap Jhonny menyindir.

"Aah, kau sudah tau rupanya. Iya aku suami Wendy Noona kenapa?" Balas Mark.

"Dari tampangmu terlihat kalau kau itu playboy, kau merebut wanita yang kucintai, tapi kau juga mendekati adikku, apa kau tau Jun Hee sangat menyukaimu?" Tambah Jhonny.

"Aku hanya makan dengan Jun Hee, aku tidak memintanya untuk menyukaiku, dan satu lagi aku bukan playboy karena aku hanya mencintai Wendy Noona," ucap Mark dengan tegas.

"Kau ceraikan dia," ucap Jhonny langsung.

"Aku tidak akan menceraikanya," balas Mark

"Kau keras kepala rupanya, aku sudah bersabar menunggu Wendy tapi kau dengan mudahnya mendapatkanya," ucap Jhonny tidak terima, "aku tidak akan menyerah mengejarnya sampai kau menceraikan dia."

"Lakukanlah tapi aku tidak akan menyerah untuk menjaga Noona," Mark memasukan tanganya ke kantong mantelnya.

"Cih kenapa aku harus bersaing dengan bocah sepertimu," ucap Jhonny sinis.

"Aku tidak takut kalau harus bersaing dengan orang tua," ucap Mark.

♡♡♡
Wendy menatap kosong jalanan. Kini ia sedang duduk dalam bus menuju Busan. Kepalanya terasa sangat berat sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi mencari ketenangan.

Drrrtt....

Ponsel Wendy bergetar, karena Mark menelponya. Tapi wanita itu tidak mengankatnya dan mematikan ponselnya. Saat ini ia benar-benar ingin sendiri.

Sedangkan Mark di apartemenya tengah khawatir setengah mati karena keberadaan istrinya yang tidak diketahui. Semua ini karena Jhonny telah mengetahui pernikahanya dan kemungkinan telah terjadi sesuatu. Tapi kenapa Wendy tidak menceritakanya?

"Aaiisshh ponselnya dimatikan."

Mark menutup ponselnya lalu meraih mantelnya dan pergi menuju rumah mertuanya.

♡♡♡
Mark mengetuk pintu rumah orang tua Wendy. Tidak lama kemudian ibu Wendy keluar dengan apron masih melekat di tubuhnya.

"Ohh! Mark, ada apa? kau sendiri di mana Wendy?" Tanya Ibu Wendy.

"Saya ingin menanyakan sesuatu," kata Mark langsung. Sampai-sampai ia lupa menyapa mertuanya karena saking khawatirnya.

"Masuklah sepertinya ada masalah," Ibu Wendy membiarkan Mark masuk.

"Mark kau datang sendiri? Di mana Wendy?" Tanya Ayah Wendy yang sedang meminum kopinya.

"Abeonim, eommonim, saya minta maaf," Mark membungkukkan badannya 90 derajat.

"Kenapa? Apa kau membuat kesalahan?" Tanya Ayah Wendy khawatir.

"Aku minta maaf, karena Noona saat ini hilang," ucap Mark panik.

"Tenang dulu, kau ceritakan semuanya," Ibu Wendy mengusap punggung Mark untuk menenangkanya.

Akhirnya Mark menceritakan semua yang ia ketahui tanpa meninggalkan satu hal pun.

"Wendy tidak akan melakukan hal gila, hanya karena hal seperti itu, sebenarnya dia adalah wanita biasa, tapi dia tidak pernah menunjukan kelamahanya pada siapapun," ucap Ibu Wendy.

"Saya benar-benar khawatir saat ini eommonim," ucap Mark.

"Kau harus percaya padanya, dulu saat Wendy masih SMA, dia pernah menjadi saksi pembunuhan karena ia orang pertama yang menemukan mayat itu, tapi bukannya menghindar dari sidang dia malah mengajukan diri untuk menjadi saksi di usianya yang masih muda," kini Ayah Wendy yang bicara.

Married with noona | Mark Lee (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang