16

2K 199 10
                                    

Mark kembali pulang ke rumah orang tuanya. Ia bermaksud untuk membicarakan masalah ia akan berhenti kuliah. Pria itu menarik nafas lalu membuangnya, dan dengan penuh keyakinan ia membuka pintu rumahnya.

"Eomaaaa! Appaaaa! anakmu yang tampan ini berkunjung," teriak Mark sambil melepas kacamata hitamnya.

"Anakuuu... ," Ibu Mark langsung berlari dan menghambur ke pelukan putranya.

"Eommaaa... ," Mark memeluk Ibunya.

"Kau pulang tidak biasanya?" Ucap Ayah Mark yang turun dari lantai atas.

"Appa aku ingin bicara," kata Mark.

"Mau bicara apa? Apa Wendy sudah mengandung?" Tanya Ibu Mark antusias.

"Eeey, bukan itu," jawab Mark membuat Ibunya sedikit kecewa mendengarnya.

"Duduk lah, kuperingatkan kau jangan minta yang macam-macam," kata Ayah Mark lalu duduk di sofa ruang tamu.

"Begini... , Umm... , Aku akan berhenti kuliah," ucap Mark sedikit ragu.

"Hah? Apa Ayah sedang berhalusinasi?" Tanya Ayah Mark meminta penjelasan.

"Aku akan berhenti kuliah dan masuk akademi kepolisian," ucap Mark dengan mantap, "Appa izinkan aku," Mark menangkupkan tanganya memohon sambil menutup matanya.

"Kau... , Kapan kau dewasa? Apa kau lupa sekarang kau sudah menikah? Kau punya kewajiban untuk memberi makan istrimu. Kalau kau berhenti kuliah dan sekolah lagi kapan akan bekerja dan mengurus perusahaan?" Omel Ayah Mark.

"Appa kan masih bisa, jadi Appa urus lah," jawab Mark santai.

"Anak ini, kemari kau!" Ayah Mark bangun bermaksud untuk memukuli Mark. Tapi Mark berlari dan akhirnya terjadi tragedi kejar-kejaran antara Ayah dan anak.

"Aku janji akan belajar dengan giat kalau appa mengizinkan," rengek Mark sambil bersembunyi di belakan sofa yang diduduki Ibunya.

"Kau selalu bicara seperti itu, kali ini aku tidak akan percaya!" Ucap Ayah Mark.

"Appa... , Biarkan aku menjadi polisi yah," ucap Mark.

"Tidak bisa kau harus mengurus perusahaan!" Omel Ayah.

"DIAM!" bentak Ibu Mark tiba-tiba membuat kedua pria itu menghentikan aksi kejar-kejaranya. "Yak! Brian Lee kau ini anakmu mau mengejar cita-cita malah dimarahi," ucap Ibu Mark.

Merasa dibela Ibunya Mark langsung berlari ke belakang ibunya.

"Tapi... ,"

"Sstt... kau juga Mark! Apa kau sudah lupa kalau kau punya kewajiban melanjutkan perusahaan Appa?" Kini Ibu Mark beralih ke anaknya.

"Eomma boleh ya, aku janji akan memberikan segalanya untukmu," rayu Mark.

Ibu Mark tersenyum dengan senyuman yang sulit diartikan. Membuat Mark dan Ayahnya saling tatap bingung.

"Oke Eomma ijinkan," ucap Ibu Mark, dan Anaknya sudah kegirangan.

"Tapi bagaimana... ,"

"Brian kau diam dulu! Aku mempunyai satu syarat untuk anak ini," potong Ibu Mark

"Apa itu?? Semuanya akan kulakukan demi Eomma," ucap Mark percaya diri.

"Kau harus membuat Wendy hamil," kata-kata itu seperti menghantam kepala Mark. Bagaimana ia membuat Wendy hamil kalau selama ini mereka masih merahasiakan pernikahan mereka. Dan lagi memangnya Wendy mau.

"Ah... , benar, kalau kau tidak bisa melanjutkan perusahaan, biar anakmu saja," ucap Ayah Mark penuh kemenangan.

"Tapi Eomma... ," Rengek Mark.

Married with noona | Mark Lee (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang