30 (end)

3.7K 226 39
                                    

Moon Byul terdiam menatap mata Jungkook yang terlihat bersungguh-sungguh. Ia tidak munafik, wanita itu benar-benar senang saat ini. Sebelumnya ia sempat berfikir kalau tidak akan dilamar karena menikah dengan cara, yaa... kalian tahu sendiri.

Moon Byul saat ini sangat ingin mengatakan 'ya'. Tetapi dirinya masih ragu. Kalau mereka menikah secara agama berati dirinya suda bersumpah di depan Tuhan untuk bersama pria ini selamanya, yang membuat Moon Byul ragu adalah Jungkook sendiri. Dia masih muda dan penuh semangat, dengan menikahinya pria ini harus bertanggung jawab atasnya. Moon Byul tidak ingin merebut masa muda Jungkook dengan memiliki anak dan membuatnya menjadi seorang ayah.

"Noona? Kenapa kau diam saja?" Tanya Jungkook melihat Moon Byul melamun. "Kau menerimanya?"

"Entahlah aku tidak yakin." Jawab Moon Byul. Semua terlihat kaget dengan jawaban yang diberikan wanita itu.

"Maksudmu?" Tanya Jungkook belum mengerti.

"Aku tidak yakin pantas untukmu. Kau tau selisih usia kita 5 tahun, usiaku memang cukup untuk menikah. Tapi kau masih muda dan mungkin banyak hal yang belum kau lakukan. Apa kau akan merelakanya demi wanita sepertiku." Ucap Moon Byul.

"Akan kulakukan dengamu. Semua yang ingin kulakukan akan kulakukan denganmu." Jawab Jungkook dengan yakin.

"Aku juga takut. Salah satu pasienku akan melukaimu seperti Nam Joon. Kau tau dengan mengadakan pesta pernikahan semua orang akan mengetahuinya. Mungkin saja salah satu pasien gilaku juga mengetahuinya." Moon Byul menundukan kepalanya tidak seperti dia biasanya.

"Noona, kumohon terimalah. Aku sudah merelakan tabunganku selama 1 tahun untuk membeli cincin dan modal kita menikah." Jungkook menggenggam tangan Moon Byul.

Jimin terharu dengan pengorbana Jungkook. Karena ia tahu tabungan Jungkook sebenarnya akan digunakan untuk membeli sebuah mobil impor karena ayah Jungkook melarangnya untuk mengendarai mobil. Jimin menarik lengan baju Seulgi untuk mengelap ingusnya.

"Yak!" Seulgi menjita kepala Jimin tapi pria itu tidak peduli.

"Kau gila! Kenapa kau melakukan itu untuk wanita yang hampir membuatmu terbunuh." Omel Moon Byul.

"Aku memang gila, jadi Noona sebagai psikiater yang berdedikasi. Sembuhkan pasienmu ini dengan menerima lamaranya." Jungkook tersenyum sambil menunggu jawaban dari wanita ini.

Moon Byul terdiam seperti sedang berfikir. Lalu wanita itu mengangguk menerimanya.

Ekspresi Jungkook berubah menjadi lega sekaligus bahagia. Ke empat orang yang melihat adegan itu bertepuk tangan, termasuk Jimin yang masih sibuk mengelapkan ingusnya di baju Seulgi.

"Ku bunuh kau setelah ini." Ucap Seulgi sambil menatap Jimin yang terlihat seperti ibu-ibu sedang terharu melihat anaknya melamar seorang gadis.

Jungkook memasangkan cincin di jari manis Moon Byul. Lalu memeluk wanita itu.

"Sepertinya pesta ini berubah menjadi perayaan calon pengantin." Ucap Se Ah.

"Kau benar, ayo kita bersulang." Seulgi mengangkat gelasnya yang berisi bir. Lalu mereka bersulang.

Bruk!

Seulgi ambruk setelah meminum bir dari gelasnya.

"Apa dia seperti itu saat mabuk?" Tanya Jungkook heran.

"Aissh... dia tidak tahan dengan alkohol walaupun hanya seteguk." Jawab Jimin terlihat cemas.

"Jimin sshi bawa pulang dia." Ucap Moon Byul.

Lalu Jimin menarik tangan Seulgi dan menggendongnya di punggung. "Aku pergi." Ucap Jimin lalu pergi begitu saja.

"Bomin kau masih pelajar kan?" Tanya Moon Byul saat melihat Bomin tengah meminum bir.

Married with noona | Mark Lee (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang