24

2.2K 189 12
                                    

Wendy sedang mencuci piring bekas sarapannya dan Mark pagi ini. Tiba-tiba tangan seseorang melingkar di pinggangnya dan sebuah dagu menempel di bahunya.

"Menyingkir atau mati?" Ancam Wendy. Ia masih kesal dengan perbuatan Mark kemarin yang membuatnya mencium lelaki itu.

Mendengarnya Mark dengan cepat melepaskan pelukannya. "Kau masih kesal denganku?" Tanya Mark memastikan.

"Tanyakan sendiri pada mangkuk di sampingmu," ucap Wendy masih fokus dengan kegiatan mencuci piringnya.

"Hey mangkuk! Apa Noona masih marah?" Mark dengan santai bicara pada mangkuk bergambar wortel itu.

"Issh... kau," Wendy memukul tangan Mark dengan sendok sayur.

"Tadi kau bilang aku harus bertanya pada mangkuk," jawab Mark dengan nada menggoda.

"Lupakan. Hari ini kau tidak belajar? Ujian masuk tinggal 3 hari," tanya Wendy.

"Hmm... nanti aku lelah. Oh iya aku ingin menanyakan sesuatu padamu," ucap Mark ekspresinya berubah menjadi serius.

"Tanyakan saja," Wendy masih sibuk dengan kegiatan cuci piringnya.

"Kau kenal Go Jaewook? Tersangka dari kasus Jun Hee," tanya Mark. Seketika wanita itu membeku. Pertanyaan inilah yang paling dia takutkan dari Mark.

"Kenapa kau tanya seperti itu?" Wendy membalikan tubuhnya menghadap Mark yang berdiri sambil memasukan kedua tangannya di saku celana training biru yang dia kenakan.

"Kejadian kemarin, kau memanggil Jaewook, lalu kau datang dengan detektif itu. Apa selama ini kau mempunyai masalah dengannya?" Tanya Mark dengan wajah cemas.

"Aku... takut," Wendy menundukkan kepalanya. Mark yang sedari tadi menatapnya tajam, kini tatapannya berubah menjadi lebih lembut.

"Kau kenapa?" Mark meraih kedua tangan istrinya dan menggenggamnya untuk memberikan kekuatan padanya.

"Sebenarnya aku adalah incaran Jaewook," ucap Wendy sedikit bergetar.

Mark sedikit tidak percaya. Ternyata wanita kuat yang selama ini ia cintai mempunyai masalah yang serius. "Kenapa kau tidak mengatakannya padaku dari dulu?"

"Aku takut kalau kau ikut campur dalam masalah ini dia juga mengincarmu. Aku tidak ingin membahayakan orang-orang yang kusayangi," ucap Wendy kini air matanya telah mengalir di pipinya.

Mark mengusap cairan bening itu dengan jempolnya lalu memeluk wanita yang ada di depanya itu. Ia menepuk punggungnya dengan lembut untuk menenangkannya.

"Menyebalkan! Kau selalu melihat diriku yang lemah," ucap Wendy.

"Kau juga wanita. Jadi wajar kalau kau seperti ini," balas Mark.

♡♡♡

Wendy sedang duduk di sebuah cafe menunggu Jhonny. Sebelumnya lelaki itu telah meneleponnya dia bilang ingin mengatakan sesuatu penting padanya. Mark yang mengetahuinya bersikeras ingin ikut, tapi setelah melalui perdebatan selama 30 menit lelaki itu mengizinkannya.

Jhonny datang dan langsung duduk di depan Wendy. Seperti biasa pria ini berpenampilan keren dan rapi dengan mantel berwarna abu-abunya.

"Apa kau sudah lama menungguku?" Tanya Jhonny, sedikit canggung karena konflik hubungan mereka beberapa waktu yang lalu.

"Belum," jawab Wendy pendek. "Ngomong-ngomong kau ingin bicara apa?" Sambung wanita itu.

"Umm... aku ingin pamit," jawab Jhonny sambil tersenyum.

"Huh? Kau akan pergi?" Wendy terkejut mendengar ucapan Jhonny barusan.

"Eoh, aku akan pergi ke timur tengah untuk menjadi relawan," ucap Jhonny. "Sebenarnya aku belum selesai dengan suamimu. Tapi aku sadar anak itu sangat keras kepala dan lebih baik aku melakukan kegiatan kemanusiaan seperti ini," sambung Jhonny.

Married with noona | Mark Lee (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang