6

2.6K 247 3
                                    

Mark mengangkat sepanci ramyeon yang baru saja matang. Dengan cepat ia meraih sumpit lalu memakannya.

"Haaah... panas," Mark membuka mulutnya karena dengan bodohnya ia memasukan ramyeon baru matang ke mulutnya.

Tut..tut..

Suara kunci pintu terbuka, ya siapa lagi kalau bukan Wendy yang masuk dengan wajah berseri-seri.

"Ah... kau sedang makan, boleh aku minta," Wendy langsung melahap ramyeon yang ada di sumpit Mark.

"Yak! Jangan makan makananku," Mark langsung menarik pancinya.

"Hmm... , kau pandai sekali memasak. Besok kau masak untuku ya," ucap Wendy.

"Tidak mau! Kau pikir aku penbantumu eoh? Lagian kau kan yang tua masaklah sendiri jangan menyuruh-nyuruh," ucap Mark terdengar kesal.

Wendy diam sesaat mentap Mark yang sudah memejamkan matanya. Asal kalian tahu saja saat ini Mark takut setengah mati kalau-kalau Wendy akan memukulinya atau memarahinya.

"Ah... , kau benar maaf, aku akan memasak sarapan untukmu besok," tak disangka Wendy akan menjawab seperti itu bukannya menjitak atau memukul.

Mark menatap wanita yang sedang meminum segelas air di depanya. Lalu pandanganya tertuju pada kalung berliontin bintang yang menggantung di leher wanita itu. Tiba-tiba ia teringat momen saat Jhonny mengungkapkan perasaanya pada Wendy.

"Kalungmu cantik, dapat dari mana?" Pertanyaan itu muncul begitu saja dari mulut Mark.

"Benarkah? Kalung ini pemberian dari seseorang yang berharga dalam hidupku," Mark menyentuh kalung yang dipakainya.

"Nugu? Apakah lelaki bernama Jeny itu?" Tanya Mark padahal sebenarnya ia telah mengetahui semuanya.

"Bagaimana kau tahu? Apa kau bisa membaca pikiranku? Oh ya namanya Jhonny Seo bukan Jeny," ucap Wendy.

"Eish... , Terdengar mirip jadi, kalau laki-laki bernama Jeny itu berharga untukmu, lalu apakah aku juga berharga untukmu?" TanyaMark tiba-tiba membuat Wendy sedikit gelagapan.

"Apa yang kau bicarakan?" Tanya Wendy

"Ah benar kita menikah hanya untuk memenuhi keinginan orang tua kita," Mark bangkit. "Oh iya bertingkahlah seperti biasa, kalau kau seperti ini akan terasa aneh," Mark berlalu meninggalkan Wendy yang masih berdiri di dapur.

"Kenapa dengan anak itu?" Gumam Wendy yang masih belum mengerti dengan tingkah Mark malam ini.

♡♡♡

Sudah 2 minggu Mark dan Wendy tinggal bersama. Mark sibuk dengan kuliahnya dan bermain dengan teman-temanya, sedangkan Wendy sibuk dengan kerjanya juga hubunganya dengan Jhonny yang berjalan lancar.

Tapi dirumah mereka tetap seperti biasa berkelahi. Dan Wendy akan memukuli Mark saat dia berulah.

Pagi ini Mark bangun lebih dulu. Hari ini hari Minggu dan Jaehyun berjanji untuk mengatur kencan buta untuk Mark.

"Aku harus terlihat tampan," Mark yang baru saja mandi tengah berdiri didepan cermin, dia bertelanjang dada dan hanya memakai celana kolor, "eh, krimku habis."

Mark mengorek wadah krim wajahnya yang sudah kosong. Lalu ia menatap kamar Wendy yang hanya di batasi tirai pororo. Pandanganya berhenti pada meja rias milik Wendy.

"Apa aku memakai milik Noona saja? Sebaiknya iya sayang wajah tampanku kalau tidak dilindungi," Mark mengendap-endap ke meja rias Wendy lalu memakai krim wajah milik istrinya.

"Hmm... , Bau Wendy Noona," Mark menghirup aroma dari krim itu.

"AAAHHH! BYUNTAE!" Jerit Wendy. Bagaimana tidak seorang lelaki masuk kekamarnya dengan celana kolor dan bertelanjang dada.

Married with noona | Mark Lee (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang