Lima hari sudah mas Al di rawat di rumah sakit. Selama lima hari itu juga aku bolak balik rumah sakit untuk menunggunya menggantikan bunda atau umi. Adik-adik sudah balik ke pesantren tiga hari lalu.
Hari ini hari Ahad saatnya aku menjaga mas Al dari pagi hingga sore. Aku tengah bersiap siap menuju ke rumah sakit.
"Zhe, ini makanan nya jangan lupa dibawa. Umi taruh diatas meja makan ya nak."
"Iya umi"
Setelah semua keperluan aku bawa, aku segera menuju rumah sakit dengan mengendarai mobil.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Kulihat mas Al masih terlelap. Mungkin ia barusan meminum obatnya.
"Loh yang nungguin mas ayah? Aku kira tadi bunda"
"Iya Zhe. Bunda agak gak enak badan jadi terus ayah pulang dari luar kota langsung kesini"
"Ayah kenapa gak bilang Zhe? Kan Zhe bisa membantu juga"
"Udah Zhe gak papa. Kamu sudah banyak membantu"
"Ya udah ayah pulang dulu ya. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Setelah ayah keluar aku mulai menaruh makan siang ku dan mas Al di nakas. Aku pun memilih duduk di sofa sambil membaca buku pelajaran ku. Ya, aku sebentar lagi akan menghadapi UN.
"Zhe?" Panggilnya
"Iya mas. Mas sudah bangun?" Ucapku langsung mendekat kearahnya
"Antar mas ke kamar mandi. Udah kebelet nih" aku pun mengangguk dan membantunya membawakan infusnya. Sedangkan ia berjalan menggunakan tongkat. Kakinya memang masih di gips jadi lumayan kesusahan untuk berjalan. Ingat ya meskipun kami sudah akan menikah tetap saja tidak boleh menyentuh.
"Mas, sudah diminum obatnya?" Tanyaku padanya dan hanya di balas dengan gelengan nya
"Mas, sudah sarapan?" Tanya ku pada nya lagi-lagi hanya dijawab dengan gelengan olehnya
Aku menghela nafas. Sabar Zhea. Ini ujian. Aku pun menyiapkan sarapan untuknya.
"Mas, makan dulu ya. Tadi Zhea masakan sayur bayam dan udang asam manis" lalu ku sodorkan piring yang sudah berisi nasi dan lauk pauknya itu tapi ia tak menerima piring itu. Lalu ku duduk disampingnya.
"Mas?" Ucapku lirih. Aku tak mau emosi menguasai ku
"Zhe? Apa kamu yakin tetap akan melanjutkan pernikahan kita?" Aku terkejut atas pertanyaan nya itu
"Maksud mas apa?
"Acara yang sudah kita rancang harus batal karena kondisiku tidak memungkinkan. Apakah kamu tetap akan menikah dengan ku? Apakah kamu akan tetap melaksanakan pernikahan ini walaupun tidak sesuai rencana diawal? Apakah kamu kecewa?" Tanya nya memberondong ku. Ku hela nafas sebentar.
"Mas, pernikahan itu soal menyatukan dua insan bukan soal acara yang glamor atau mewah. Mas tanya apa aku kecewa? Tentu jawaban ku tidak. Semua yang terjadi ini sudah di gariskan oleh Allah ta'ala. Kita sebagai hambanya hanya bisa menjalaninya dengan ikhlas. Zhe, gak bakalan nuntut banyak ke mas. Mas bisa menerima Zhe apa adanya dan Zhe bisa menerima mas apa adanya itu sudah cukup mas." Balasku sambil tersenyum kearahnya
"Udah ya gak usah di pikirin terus. Sekarang waktunya mas makan dan minum obatnya" lanjutku dan menyodorkan piring kepadanya
"Zhe? Makasih ya" aku pun hanya mengangguk lalu menyiapkan obatnya
Hari tampak sudah sore, dokter biasanya akan melakukan visit. Lalu ku lipat mukena ku dan ku masukan kedalam tas lagi.
"Mas, ganti baju dulu. Dokter bentar lagi visit kan?" Lalu ku siapkan bajunya dan ke bantu menuju toilet
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah Hijrah
SpiritualKisah seorang gadis berumur 15 tahun yang baru memasuki Sekolah Menengah Atas itu dan juga baru memasuki lembaran baru di dalam hidupnya. Ia mulai berhijrah saat ini. Dan datang lah seorang laki-laki 2 tahun lebih tua dari nya yang membuatnya jatuh...