"men-temen." renjun berdiri di depan kelas begitu sampai di kelas bareng haechan.
hari ini guru ngga bisa ngajar karena sakit. jadi renjun minta haechan nemenin ke ruang guru untuk nanya ke guru, apa ada tugas yang ditinggal untuk kelasnya. awalnya haechan mau nolak ajakan renjun ke ruang guru, dia benci banget ngerjain tugas dari guru yang ngga masuk.
"gurunya beneran ngga masuk. kita ditinggalin tugas."
"ibunya kenapa sakit harus terus ,sih?" keluh eunchae.
guru mereka yang satu ini sering sekali ngga masuk karena sakit. dilihat dari bentuk badannya juga, guru ini punya badan yang sangat kurus. selain itu beliau juga beberapa kali masuk rumah sakit. ujungnya ditinggalin tugas dan arin sama malasnya kayak haechan.
mark di pojokan asyik tidur sambil dengerin lagu lewat earphone-nya. di sebelahnya ada dino yang asyik main ponsel. chaeyoung mengira cowok ini udah gila, senyum-senyum sendiri liatin ponselnya.
"kita dapet tugas presentasi. satu kelompok diisi enam orang ya. nanti ada yang jadi ketua buat formalitas aja." terang renjun, mukanya keliatan males banget. jatahnya dia tidur pulas keganggu.
"siyeon, minta tolong bikinin kertas sobekan masing-masing angka satu sampai enam jumlahnya enam kertas," kata renjun sambil liatin siyeon. siyeon beri hormat ke renjun, tanda 'siap, pak ketua'. dan seisi kelas udah pada teriak,
"CIEEEEE, BAPAK KETUA KITA."
"dia mana pantes dipanggik bapak. dedek ketua dong," sahut haechan embel-embel ngeledek renjun. renjun nepukin penghapus papan tulis ke pipi haechan. haechan mengusap-usap pipinya. yang ada bekas hitamnya makin lebar. ingin rasanya marah, tapi hati tak mampu.
"kalo kalian mau bantu yaudah bantu aja. gausah cia-cie kayak ngga ada kerjaan lain selain nyorakin gue." buset. renjun galak nih.
renjun ngga tahan diteriakin kayak gini. dia ngga nyimpan perasaan apa-apa sama siyeon. begitu juga siyeon. mark and the geng tau kalo cewek ini suka sama sahabat mereka di sekolah swasta sebelah.
anak-anak cewek bantuin siyeon menyobek kertas dan menulis angka. kenapa renjun pakai cara ini? kalau berhitung dari urutan meja pasti ada aja anak yang pindah tempat duduk biar bisa sekelompok sama orang yang mereka inginkan. tentu renjun ngga suka. lebih baik pakai cara kocokan. yang mendapat angka sama akan satu kelompok. sebenarnya renjun ngga suka cara ini, habisnya pasti dia kepencar dari sohib-sohibnya.
udah selesai, wadah spidol dijadiin tempat nampung gulungan kertas angka. urutan mengambilnya dari anak yang duduk di pojok kiri. kalau sudah sampai pojok kanan, dilanjutkan belakangnya dan mengular.
"dapet angka berapa, tzuy?" tanya chaeyoung setelah tzuyu mengambil gulungan kertas.
"ngga tau. bukanya nanti kalo ber-empat udah dapet semua."
chaeyoung reflek bangun dan meluk tzuyu sambil menepuk punggung gadis cantik bertubuh lebih tinggi darinya. tzuyu melepas pelukan chaeyoung perlahan.
"jangan nempel-nempel. nanti bau jaket kak mingyu hilang," kata tzuyu.
arin melongo. ngga nyangka tzuyu bakal bilang begini. gadis pendiam, jutek, dan dingin kayak tzuyu tentu ngga biasa mengucapkan kalimat barusan.
"mainnya udah peluk-peluk nih kalo dibonceng." chaeyoung mencolek lengan atas tzuyu.
"ngga kok. cuma dipinjemin jaket," jawab tzuyu.
"peluk-peluk dong, kayak gini." chaeyoung mempraktikkannya ke arin. arin ketawa dan hanya bisa diam dipeluk erat oleh chaeyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
eclair ─ mark lee × arin ✓
Fanfictionyang satu takut ngeganggu, yang satu takut ditolak #.buku kedua dari 𝐬𝐢𝐥𝐥𝐲 𝐛𝐨𝐲 ©2017, maekchalatte