ᴍ ᴀ ʀ ᴋ
dilihat dari namanya udah kesel sendiri kan?
mark masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang meluap-luap. papah ada di teras lagi duduk ganteng sambil baca koran. kaget putra semata wayangnya udah pulang, papah hendak menghampiri tapi ngga jadi. mark ngga melirik papah sekali pun. papah melanjutkan membaca koran. jari beliau menggaruk-garuk kepala, pusing sekaligus takut dengan aura putranya siang ini.
"sayang, mamah habis potong semangka loh. ada di kulkas," sambut mamah ceria. namun mark mengacuhkan mamah sampai masuk ke dalam kamar.
mark membanting pintu—ngga sengaja mark meluapkan amarahnya pada pintu. mamah berjalan cepat menghampiri kamar mark yang tertutup rapat.
"kamu kenapa sayang? uts tadi ngga bisa nyontek?"
suara lembut mamah terdengar sampai dalam. mamah mengetuk pintu pelan-pelan. mark mengusap wajahnya, kesal. matanya memandang langit dan bibir bawahnya ia gigit kuat-kuat. napasnya berat, ia mencoba mengontrol emosinya.
"sayang, kamu kenapa? cerita sama mamah—"
"AHHHH BERISIK!!!" mark meledak. tanpa sadar ia sudah jadi anak kurang ajar.
"HEH, KAMU YA! CEPET BUKAIN PINTUNYA! MAMAH MAU MASUK! MAMAH SAMA PAPAH NGGA NGAJARIN KAMU JADI ANAK YANG KURANG AJAR!" bentak mamah.
"masuk aja, ngga dikunci."
mamah membuka pintu, lalu menutupnya. putranya duduk di pinggir kasur sambil menunduk. jarinya ia mainkan. pikirin mark dipenuhi oleh arin. mamah duduk di samping mark sambil mengelus punggung putranya itu. punggung mark bergetar. tangan mamah yang satunya menggapai bahu mark dan memijitnya.
"cerita sama mamah," kata mamah lembut.
bukannya memjawab, setetes air mata jatuh ke punggung tangan mark. mamah syok.
"loh kok nangis???? anak mamah kok tumben nangis? berantem? ketahuan nyontek? laper? jawab dong, sayang!" mamah khawatir.
satu persatu air mata mark menetes. mark mengusap air matanya, dan menutup mata dengan lengan kanannya.
"jangan liatin mark, mah."
"kenapa? cowok juga boleh nangis kok." mamah berusaha menenangkan mark. mamah menarik tangan mark agar tak menutupi wajahnya.
mark tertawa sebentar lalu bibirnya bergetar. "mm—mah?"
mamah berdeham. mamah mendekatkan diri kemudian mengelus belakang kepala putranya.
"kenapa?"
"mark bikin anak orang sakit hati."
"siapa, sayang?"
"arin."
mamah ngga kaget. justru mamah tersenyum. mark mendongakkan kepala dan menatap mamah dengan mata sembab.
"kenapa mamah senyum-senyum?" tanya mark polos.
"gini loh." mamah menggenggam kedua tangan mark. "mamah tuh pernah berkhayal kamu suka sama arin. bayangin kalian jadian terus nikah terus mamah sama tante wulan besanan—"
KAMU SEDANG MEMBACA
eclair ─ mark lee × arin ✓
Fanfictionyang satu takut ngeganggu, yang satu takut ditolak #.buku kedua dari 𝐬𝐢𝐥𝐥𝐲 𝐛𝐨𝐲 ©2017, maekchalatte