Isi kepalanya gelap
Cucuran peluhnya hampir setara secangkir kopi yang ia minum tiap hari
Dosanya tidak lebih hitam dari seekor gagak
Dirinya bertempur setiap hari, sekali-kali sembunyi dalam parit.
Walau di sekeliling tinggal darah semerah kastuba
Benaknya masih mengejar, matanya mencari-cari,
Sadar raganya dikejar-kejar
Tidak tahu mana yang pasti, benar atau salah
Tidak tahu mana yang menanti, surga atau neraka.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 FEBRUARI
PoetrySetiap kata yang kau lontarkan dan perbuatanmu yang menghunus dada. Darimu setiap penolakan, sebanyak napas yang ku hembuskan.