Hafsah
"Assalamualaikum"
"Waalaikumusalam"
"Hafsah..."
"Eh..iya, maaf ini siapa?"
"Saya Ulfa, istri Ustadz Abdi"
Bergetar tubuhku mendengar suara dari seberang...
Aku diam tak bersuara..."Hafsah, kapan kita bisa ketemu?"
Deg... jantungku berdegup kencang
"Terserah mba saja..." jawabku hati-hati
"Besok jam 10 bisa?"
"Insyaallah..."
Segera setelah perbincangan kami selesai, rasa ragu memenuhi hatiku.
Aku tak tahu harus berbuat apa, aku bingung.Sempat aku berfikir ingin membatalkannya... tapi itu tidak sopan. Aku hanya berdoa semoga besok baik-baik saja.
**Esoknya kami janjian disebuah restoran... aku sengaja datang lebih awal. Kulihat suasana tidak terlalu ramai, akupun duduk di dekat jendela... setelah memesan minum. Ku coba mengatur perasaanku yang dari tadi tegang.
10 menit aku menunggu, sebelum sebuah suara mengejutkanku...
"Hafsah...?"
Aku melihat kearah suara itu... seorang wanita cantik berdiri didepanku, tidak terlalu tinggi, memakai kacamata... hijabnya berwarna biru menutup sebagian tubuhnya.
"Iya, Assalamualaikum..." aku berdiri menyambutnya
Dia menyambut tanganku dan memelukku. Aku sedikit terkejut dengan perlakuannya.
Kami duduk berhadapan... tak henti dia menatap wajahku, jujur aku agak canggung...
"Hafsah cantik..."dia tersenyum padaku
"Terimakasih..."aku hanya menunduk
"Sudah lama menunggu?"
"Ooh.. belum" aku mencoba bersikap biasa, sambil sesekali melihat wajahnya.
Aku lihat bibirnya selalu tersenyum... suaranya pelan dan sopan. Aku tak percaya sekarang sedang berhadapan dengan Istri Ustadz Abdi.
Setelah memesan makanan dan berbincang tentang hal hal biasa, suasana mulai cair...
Aku tahu, akan ada dimana perbincangan kami mulai canggung lagi;"Hafsah... boleh saya cerita sedikit tentang saya dan bang Abdi?"
"Boleh mba?"
Dia bercerita tentang kehidupan Rumah tangga mereka, dan dia juga bercerita tentang keinginan mereka mempunyai keturunan.
Aku bisa menangkap maksud ucapannya...Sebagai seorang yang dibesarkan dengan syariat-syariat islam... aku paham betul menjadi istri kedua bukanlah hal yang tabu.
Tapi masalahnya, aku belum yakin ingin menjadi istrinya Ustadz Abdi... karena selama ini dia adalah dosenku, aku memang kagum padanya tapi aku menghormati dia sebagai dosen... ini agak canggung.
"Saya Ridho bang Abdi menikah lagi, dan saya sangat bersyukur jika ia menikah dengan Hafsah"
Mba Ulfa mencoba meyakinkanku"apa saya boleh bertanya mba?"
"Tentu"
"Kenapa saya?"
"Bang Abdi yang memilih Hafsah"dia tersenyum
Aku terkejut mendengarnya, jujur ada sedikit rasa senang dihatiku, tapi aku berusaha mengendalikannya.
Selama ini memang ada beberapa mahasiswa yang berniat taaruf denganku... tapi entah kenapa aku belum siap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati
SpiritualSiapa yang ingin menjadi yang kedua? apalagi jika kamu bisa memilih untuk menjadi yang pertama... bahkan jadi satu satunya. tapi bagaimana jika hatimu lebih pengalah dari akalmu? hatimu lebih lemah dari egomu? hatimu lebih memilih sakit dari pada p...