bagian 8

2.5K 110 2
                                    


Hujan deras mengguyur jalanan, hari mulai senja dan Abdi masih termenung didalam mobilnya ditepi jalan. Hidup ini penuh ironi, ditengah kebahagian dia dihadapkan dengan pilihan yang menyakitkan.

Suara yang terdengar hanya helaan nafas panjang dari Abdi, tangan kirinya menahan kepalanya di atas kemudi, matanya terpejam... Ada air mata disudut matanya.

Abdi

Andai bisa waktu diulang, tentu saya tak akan mengirim sms tadi...saya menyesal.

Ternyata sudah terlalu kuat rasa sayang saya pada Hafsah...
Astagfirullah...!!!

Saya masih berharap Hafsah membalas sms tadi, agar saya masih bisa mencari alasan untuk memperbaikinya. Tapi sudah 1 jam tak ada balasan.

Hafsah memang gadis cerdas, dia tak mungkin tidak faham... Saya terlalu ceroboh.

Perlahan saya kemudikan mobil kembali ke RS. Memang tadi saya pulang kerumah untuk ganti baju dan sekalian menelpon Hafsah... Tapi tak sampai hati saya menelponnya.

Masih dalam keadaan gelisah dihati saya... Saya menemui Ulfa yang sedang mencoba menyusukan anak kami.

Saya menatap wajah kecil tak berdosa itu... Sungguh tak ada nikmat Allah yang lebih besar yang pernah kuterima selain malaikat kecil ini.

**
Hampir setiap malam tak lepas dari tahajud, saya berdoa agar kebaikan dan kebahagiaan untuk keluargaku dan Hafsah.

Sudah 2 bulan sejak hari itu... Tak ada kabar apapun kuterima dari Hafsah.

Apa dia sudah berangkat ke Madinah?

Saya pun tak pernah menelpon orang tuanya lagi di Padang, terakhir saya telpon seminggu setelah mengirim Sms pada Hafsah, itu karena rasa rindu yang teramat pada Hafsah, Tapi percuma karena yang menjawab adalah Papanya...

...Sudahlah nak Abdi, ini memang takdir Allah yang harus kita jalani. Kita semua harus ikhlas.

Itu sepenggal kata penutup dari papanya.

****
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun, kini sudah 2 tahun waktu berlalu...

Kehidupan kembali normal... Abdi, Ulfa dan anaknya Fatih Zeyn Amrullah hidup bahagia,

Abdi masih menjadi dosen, Ulfa masih mengelola beberapa toko pakaian muslim di pekanbaru... Dan ia kini tengah hamil anak ke 2.

Sedangkan Hafsah baru beberapa minggu ini pulang dari Madinah...

Hafsah

Sinar matahari pagi menyusup disela sela tirai, udara sejuk membelai wajahku saat kubuka jendela kamarku.

Jernihnya embun yang menempel di dedaunan menandakan betapa dinginnya tadi malam...

Ku coba mulai aktifitas pagi ini dengan sedikit melatih otot2 ku yang mulai kaku. setelah merapikan tempat tidur aku keluar untuk menyapu halaman, daun daun yang jatuh menutupi cantiknya halaman rumahku...

"Assalamualaikum Hafsah..." Terdengar seseorang menyapaku ketika ku sibuk memungut dedaunan yang sudah kukumpulkan.
Terlihat sesosok pria yang sudah lama tak kulihat, feri.

"Feri...!!!Waalaikumsalam"

"Wah udah lama ya, kemana aja haf?"
Tanya nya...

"Yee... Feri yang kemana aja, dari lulus SMA ga kelihatan lagi"

Dua Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang