Hafsah
Setiba di depan rumah, mama sudah berada di teras dengan payung ditangannya. Mungkin khawatir aku tadi pergi tak bawa payung.
"Mampir dulu ga?" Tanyaku basa basi
"Kapan-kapan deh, lagian bentar lagi magrib" jawabnya
Setelah pamitan aku pun langsung berlari dari gerbang ke teras rumah.
Mama nampak heran melihat mobil yang segera pergi."Itu Feri ma, tadi pas hujan diajak bareng" seruku tanpa menunggu mama bertanya.
Mama hanya mengangguk...Malam ini aku habiskan waktuku dengan laptopku lagi, ber-chating ria dengan teman teman kuliahku saat di Madinah dulu yang kini berada di kampung halaman mereka nun jauh disana, berbeda benua denganku.
Sampai saat hp ku berbunyi...**
Assalamualaikum, lagi apa nona?
(Feri)Oh ternyata feri, aku ingat tadi sebelum turun dari mobil dia meminta nomorku.
Waalaikumsalam, lagi chating ma temen... Bung feri lagi apa? Hehehe
**
Hihihi 'bung' jadul amat...
Besok siang ada acara ga?Mmm... Ngga, kenapa?
**
Besok siang adikku Fitri ikutan lomba puisi di mall, mau nemenin ga? Bunda ga bisa ikut.Mmm...cukup lama aku berfikir, mau atau tidak ya?! Sebenarnya ga ada masalah sih, toh kita juga bertiga dengan adiknya.
Akhirnya aku memutuskan ikut dengan mereka besok jam 11 siang.Jujur aku sedikit gugup pergi keluar dengan Feri, maklum meski kami disekolah yang sama dulu dan rumah kami juga cukup dekat selama itu aku tidak pernah akrab dengannya... bahkan dulu Dia belum pernah ngajak ngobrol atau sekedar menyapaku.
Memang waktu bisa merubah seseorang, tapi tadi ketika di dalam mobil bersamanya... Aku bisa rasakan dia sangat gugup sampai sampai beberapa kali dia salah oper gigi. Hihihi
***
Feri
Entah muncul darimana keberanianku mengajak Hafsah ... Yang jelas kini dia bersedia.
Tak sabar rasanya menunggu malam ini cepat berlalu, jantungku terus berdegup tak beraturan namun aku menyukai perasaan ini... Dan aku sudah persiapkan apa dan bagaimana besok saat bersamanya.
Hihihi membuatku senyum senyum sendiri.Dengan segala kegelisahan malam yang panjang akhirnya berakhir,
pagi itu ku seruput teh dan roti yang tersedia di meja makan. Tak lama adikku datang dengan rambut acak acakan dan mata masih setengah terjaga..."Kamu ga solat dek?" Tanyaku karena yakin dia belum cuci muka
"Ga, lagi datang bulan" jawabnya masih serak
"Paling ngga cuci gih tu muka..." Sambil ku toyor kepalanya
"Iiih... Abang ni"
Akhirnya dia pergi ke kamar mandi dengan engganDirumah kami tinggal bertiga, bunda aku dan Fitri. Ayahku sudah meninggal 4 tahun lalu
Aku dan adikku sangat dekat, meski perbedaan umur kami cukup jauh yaitu 8 tahun. Fitri anak yang cerewet dan super jahil... Dan aku adalah korban favoritnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati
SpiritualSiapa yang ingin menjadi yang kedua? apalagi jika kamu bisa memilih untuk menjadi yang pertama... bahkan jadi satu satunya. tapi bagaimana jika hatimu lebih pengalah dari akalmu? hatimu lebih lemah dari egomu? hatimu lebih memilih sakit dari pada p...