Bagian 14

1.1K 61 2
                                    

"Assalamualaikum..." Papa Hafsah tiba dirumah

"Tumben habis magrib ga pulang dulu pa...?" Tanya mama

"Iya..." jawab papa sekenanya

"Emang ada rapat pengurus?" Mama masih penasaran

Papa hanya diam sambil matanya melihat TV yang menyala.

Tapi mama merasa aneh, mama tau ada sesuatu  yang papa pikirkan...

"Pa...! Ada apa?" Mama bertanya lembut

Papa malah menghela nafas seraya menoleh ke mama...

"Coba panggil Hafsah..." pinta papa

Hafsah

Aku sedang dikamar ketika mama memanggilku. Mama memyuruhku keluar.
Lantas aku keluar dan segera diminta duduk oleh papa

"Haf... tadi papa bertemu dengan Abdi"

Aku dan mama terkejut mendengarnya...

"Dimana pa?" Mama mendahuluiku

"Di mesjid, makanya tadi papa ga pulang karena ngobrol dulu" jawab papa

Aku hanya diam... aku ga tau harus bagaimana meresponnya

"Dia... sudah bercerai dengan istrinya, dia juga menceritakan semuanya..."lanjutnya lagi

"...papa merasa..."kata kata papa terhenti dan akupun menatap papa yang sedang menghela nafas

"...sepertinya dia masih mengharapkan kamu Haf"

"Astagfirullah... pa" mama yang dari tadi disebelahku langsung tak setuju

"Jangan aneh-aneh deh pa... dia itu sudah nyakitin anak kita?!" Mama tampak emosi

"Sabar dulu dong ma..." papa coba mengingatkan mama yang masih sewot

Aku hanya diam... menunduk

"Hafsah..."

"Iya pa.."

"Apa kamu sudah bertemu dengannya?"

Mama yg dari tadi menatap tajam papa kini berpaling dan menatapku.

"Sudah pa..." jawabku lemah

"Ya Allah..., Hafsah" mama jelas terlihat kecewa

"Hafsah pernah berbicara dengannya"lanjutku

"Lalu...?" Papa terus bertanya

Aku tau maksud papa,  beliau bertanya apa aku masih punya hati pada ustad Abdi.

"Pa...ma... ada orang lain yang Hafsah harapkan"

"Benarkah?" Kulihat papa sedikit terkejut sedangkan mama tampak lega

"Siapa?!" Tanya papa lagi

"Feri... meminta izin ingin bertemu dengan papa dan mama" jawabku

"Feri...?" Entah kenapa ada raut kecewa diwajah papa

"Iya lho pa... tadi dia kesini minta saran mama kapan bisa ketemu papa" mama nampak antusias

"Apa Feri bisa jadi imam yang baik buat kamu? Ilmu agama itu penting dalam rumah tangga... apalagi laki-laki akan menjadi pemimpin untuk istri dan anaknya"

"Pa... feri juga bukan orang sembarangan pa" mama membela

"Tapi harapan papa... laki-laki yang akan menjadi suamimu, ilmu agamanya harus diatas kamu... paling tidak setara" jawab papa lagi

Dua Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang