Wanna 2

4K 657 106
                                    

Daehwi benar-benar mengantar Jinyoung sampai ke apartemen yang ditempati Guanlin. Sekarang mereka sedang menunggu lift yang akan membawa mereka ke flat milik Guanlin.

Sejak insiden pengakuan Daehwi tentang perasaannya pada Guanlin, Jinyoung tak lagi banyak bicara. Kepalanya pening memikirkan kenapa Daehwi bisa ingat pada Guanlin tapi malah melupakannya. Dan lebih parahnya lagi Daehwi sekarang menyukai Guanlin.

"Um.. kak Baejin." Suara pelan Daehwi mengintrupsi lamunan Jinyoung.

Jinyoung menoleh, menaikkan satu alisnya seolah bertanya ada apa.

"Mau sampe kapan kita pegangan tangan ?" Tanyanya polos.

Jinyoung menunduk, menatap kedua tangan berbeda ukuran itu saling bertautan tanpa sadar. Tautan yang sudah lama tidak dirasakan oleh Jinyoung.

Rasanya tak rela jika harus dilepaskan.

"Bisa.. kita tetep kayak gini sampe ke flatnya Guanlin ?" Tanya Jinyoung penuh harap.

Awalnya Daehwi mengernyitkan keningnya. Namun melihat ada kegalauan dari pancaran mata Jinyoung membuat Daehwi memutuskan untuk tidak menolaknya.

Lagipula genggaman Jinyoung terasa pas ditangannya.

"Um.." Angguk Daehwi.

Hening lagi. Pintu lift tak kunjung terbuka. Suasana semakin canggung membuat Jinyoung semakin mengeratkan pegangan pada kopernya.

Jika biasanya Daehwi yang selalu mendominasi dalam hal berbicara, kali ini pemuda itu tampak diam.

Sampai di depan flat Guanlin pun tak ada percakapan yang terjadi diantara mereka.

"Kak.. saya harus ngambil kunci." Kata Daehwi. Yang sebenarnya terlihat menahan rasa kesal karena Jinyoung tak kunjung melepaskan genggamannya.

Dengan berat hati tautan jemari itu terlepas.

Daehwi meronggoh sakunya lalu menyerahkan sebuah kunci pada Jinyoung.

"Nah, karena tugas saya udah selesai jadi kakak saya tinggal ya. Guanlin paling dua jam lagi pulang. Semoga kita bisa berteman baik ya kak." Daehwi mengulurkan tangannya, senyuman lebar menghiasi wajah manisnya.

Tapi Jinyoung hanya membeku.

Berteman

Bagaimana bisa ia menganggap sosok yang sangat dicintainya ini hanya sebagai teman.

"Hm.. ya, mungkin kita emang gak cocok berteman." Desah Daehwi putus asa karena Jinyoung tak membalas uluran tangannya.

"Oke deh, nice to meet you kak Baejin." Pamit Daehwi, namun sebelum benar-benar melenggang dari hadapannya Jinyoung memanggilnya.

"Kamu.. mau kemana abis dari sini ?" Tanya Jinyoung.

Daehwi melirik alrojinya. "Ke kampus, satu jam lagi ada kelas. Kenapa ? Kakak mau dianter ke suatu tempat ?"

Sebenarnya Daehwi sedikit kesal, pria dihadapannya ini hanya bicara sedikit-sedikit. Persis sekali seperti Guanlin.

"Gimana kalo kamu aku anter."

Alis Daehwi bertautan, agak canggung jika mendengar orang yang baru dikenalnya menggunakan aku-kamu. Tapi karena pria ini hadapannya ini saudara dari orang yang disukainya, maka Daehwi biarkan saja.

Sementara Jinyoung rasanya belum rela jika harus berpisah dengan pemuda yang sangat ia rindukan ini. Jinyoung belum memeluknya, perasaan rindunya belum menguap. Semua perasaannya seolah menggumpal didalam dada yang jika didiamkan mungkin akan semakin berbahaya.

Lee Daehwi [2/3] [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang