Wanna 7

3.4K 587 125
                                    

Hari-hari Jinyoung lalui tanpa ada kemajuan untuk hubungannya dengan Daehwi. Bahkan Jinyoung terkesan menghindar. Sebenarnya bukan menghindar sih, Jinyoung hanya belum tau bagaimana cara melakukan pendekatannya dengan Daehwi karena ia harus ekstra hati-hati dan juga pekerjaannya di kantor membuat waktunya banyak tersita.

Jinyoung berdecak kesal melihat Guanlin yang sedari tadi mondar-mandir di hadapannya sambil seperti sedang menelpon seseorang. Sesekali Guanlin menggeram pelan kemudian mengumpat.

Jinyoung menjauh dari laptopnya dan membuka kacamatanya yang bertengger di hidung.

"Yak ! Lo ngapain sih !" Kesal Jinyoung. Perbuatan Guanlin sungguh menggangguk konsentrasi Jinyoung.

"Jangan marah sialan ! Pacar lo nih belom balik." Balas Guanlin kesal. Lalu mencoba menelpon kembali.

Jinyoung melirik jam dinding yang menunjukkan pukul delapan malam. Waktu di Korea Daehwi pernah bilang kalau ia tak bisa menggunakan transportasi umum ketika malam hari dan juga Daniel selalu melarangnya pulang melebihi pukul delapan malam sendirian.

"Nanti juga dia minta jemput Daniel hyung." Ucap Jinyoung lalu kembali pada pekerjaannya.

"Justru itu Daniel hyung minta tolong gue hubungin Daehwi. Daniel hyung lagi mau ada operasi dan Daehwi gak ngejawab telponnya. Aish anak ini." Guanlin melempar asal handuk kecil yang menggantung di lehernya. Membiarkan rambutnya yang belum kering sepenuhnya berantakan kemudian mengambil kunci motornya.

"Lo gak mau pergi ?" Tanyanya ke Jinyoung.

Sebenarnya Jinyoung khawatir, tapi ia masih merasa kecewa pada Daehwi. Hatinya belum benar-benar siap menerima kondisi Daehwi yang sekarang meskipun Jinyoung tau itu semua bukan kehendak Daehwi untuk melupakannya.

"Aish ya udahlah." Decak Guanlin.

"Gue ikut. Pake mobil gue aja." Kata Jinyoung membuat Guanlin tersenyum lega.

Sudah hampir dua puluh menit Jinyoung dan Guanlin hanya mengintari jalanan yang kata Guanlin sering di lewati Daehwi. Mobil Jinyoung melaju tanpa ada tujuan yang jelas dari keduanya akan pergi kemana. Guanlin bilang selama di Jepang Daehwi tak terlalu sering bepergian ke banyak tempat karena batasan-batasan dari Daniel.

Pertama kali yang mereka kunjungi adalah perpustakaan di pusat Kota. Biasanya Daehwi berada disana untuk menghabiskan waktunya sampai Daniel datang menjemputnya, tapi Jinyoung dan Guanlin tak menemukan Daehwi disana.

Saat mereka akan kembali melanjutkan perjalanan, ponsel Guanlin berdering.

"Moshi-moshi (halo)."

"..."

"Daiki ? Doko ni iru no ? (Dimana sekarang)."

"..."

"Aa.. sankyuu."

Jinyoung menunggu Guanlin untuk mengatakan sesuatu setelah selesai menelpon. Entah kenapa perasaan tidak enak tiba-tiba menyerang hatinya. Ia berharap Daehwi baik-baik saja.

"Hyung kita ke kampus sekarang. Daehwi disana." Lapor Guanlin.

Tanpa mengatakan sepatah katapun Jinyoung langsung menginjak pedal secepat mungkin karena perasaan buruk nya tiba-tiba menguat.

Sesampainya di kampus, Guanlin langsung menunjukan arah ke kelas Daehwi pada Jinyoung sementara Guanlin sendiri pergi ke arah lain.

Sekarang sudah lewat dari jam sepuluh malam, dan keadaan kampus sudah sangat sepi atau mungkin kosong. Tadi juga Guanlin sempat meminta tolong pada petugas keamanan untuk mencari Daehwi.
Selama menelusuri tiap lorong dalam hati Jinyoung terus-terusan menyebut nama Daehwi dan meminta agar pemuda manis itu untuk baik-baik saja. Daehwi amnesia saja sudah sangat membuat Jinyoung merasa bersalah apalagi jika terjadi hal-hal buruk lainnya.

Lee Daehwi [2/3] [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang