Daehwi merutuki dirinya sendiri yang lupa waktu. Ia tak menyangka, keluar bersama Mark ternyata begitu menyenangkan dan membuatnya bisa lupa waktu. Padahal hanya nonton dan makan, um.. dan jalan-jalan keliling mall sih sambil melihat-lihat beberapa toko, tapi ia menghabiskan waktu sampai jam sembilan malam.
Pasti kakaknya sudah pulang !
Sejak dibangku kuliah, Daniel memang sudah jarang membajiri notifikasi ponsel Daehwi dengan pernyataan sedang dimana atau kapan pulang.
Tau-tau Daehwi kena semprot saja ketika sampai ke apartemen. Jika ia lupa memberitahu Daniel kenapa pulang terlambat.
"Kenapa Dav ?" Tanya Mark yang melihat kegelisahaan diwajah Daehwi.
"Ah, gak apa-apa. Cuma ini udah lewat dari jam keluar gue." Cicit Daehwi malu. Mungkin saja Mark akan mentertawakannya karena ia masih seperti anak kecil. Tidak boleh pulang lewat dari jam sembilan malam.
Tapi Mark malah menautkan kedua alisnya. "Mau gue anter sampe apartemen ?"
Daehwi menggeleng cepat. Bisa diceramahi tujuh hari tujuh malam jika Daniel melihat Daehwi pergi bersama Mark. Mana tadi saat pergi Daehwi kan tidak izin pada Daniel.
"Gak apa-apa, gue bisa pulang sendiri."
"Oke." Mark tidak memaksa.
Mereka pun turun di halte tempat mereka bertemu sebelumnya. Kemudian saling melambaikan tangan untuk berpisah. Sepeninggalan Mark, Daehwi kebingungan. Ia takut diamuk Daniel, tapi..
"Hey.." Panggil seseorang.
Daehwi terperanjat, seingatnya dia sengaja tidak mengirim pesan pada Jinyoung tapi kenapa laki-laki itu ada disana.
"Kakak dari kapan disini ?" Tanya Daehwi.
Jinyoung melirik alroji yang melingkar ditangannya.
"Dari jam tujuh. Batas keluar malem yang dikasih Daniel hyung sebelum jam delapan kan. Ini udah jam sembilan." Jawab Jinyoung tenang.
Daehwi menggigit bibir bawahnya pelan.
"Ayo, sebelum tambah malem."
Jinyoung hanya menyentuh pundak Daehwi sekilas sebagai tanda agar pemuda bersurai keunguan itu membuntutinya memasuki mobil.
Mau tak mau Daehwi harus ikut dengan Jinyoung kalau tak mau membuat Daniel semakin marah.
Di dalam mobil, Daehwi masih tampak gelisah. Bayang-bayang Daniel tengah memarahinya terus saja menghantui pikirannya.
Ia tersentak saat merasakan tangan hangat Jinyoung menyentuh permukaan tangannya yang dingin.
"Jangan khawatir, bilang aja abis pergi sama aku." Jinyoung menenangkan.
"Tapi nanti kakak yang dimarahin kak Daniel." Ucap Daehwi pelan.
Jinyoung tersenyum,"Gak bakal kok, Daniel hyung kan emang minta aku buat jagain kamu."
Daehwi terdiam. Ia masih ingat sikap Jinyoung yang keras membentaknya beberapa hari yang lalu, berbanding terbalik dengan sikapnya yang sekarang. Lembut dan terlalu cheesy.
Andaikan Daehwi bisa luluh pada sikap Jinyoung yang sekarang. Nyatanya, hatinya terlalu keras menyangkal, dan meyakinkan diri bahwa ia hanya menyukai Guanlin.
"Aku harap kakak gak lupa kalo kita udah berakhir." Cicit Daehwi.
Tak ada balasan untuk beberapa detik. Mungkin Jinyoung akan kembali membentaknya ?
Tapi Daehwi mendengar helaan nafas pelan sambil tangan Jinyoung yang malah mengenggam erat tangannya.
"Bukan kita, tapi kamu. Bagi aku gak ada kata berhenti buat perjuangin kamu." Ucap Jinyoung lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Daehwi [2/3] [END]
FanfictionCover by : _Valencalubi [END] Tentang Bae Jinyoung yang harus berusaha keras mengembalikan ingatan Daehwi yang hilang Sequel 'KAK BAEJIN' Mau baca KAK BAEJIN dulu boleh, gak langsung baca LEE DAEHWI langsung juga rapopo :v Warn! BxB areah~~ Penumpa...