Wanna 5

3.7K 605 70
                                    

Kini Jinyoung sudah berada di flat Daehwi dengan tentengan belanjaan berisi camilan yang ia berikan untuk Daehwi. Sedari tadi Daehwi hanya terdiam, entah karena tak ada yang bisa dijadikan bahan obrolan atau karena menyesal sudah meminta Jinyoung menemaninya di flatnya.

"Sini kak, biar aku taro di dapur." Daehwi hendak mengambil tentengan belanjaan dari jangan Jinyoung tapi Jinyoung menolaknya.

"Dimana dapurnya ?" Tanya Jinyoung.

Daehwi menghela nafasnya pasrah lalu menunjukan letak dapur.

"Kamu mandi sana." Suruh Jinyoung sambil tersenyum.

Daehwi mengangguk kaku, sementara tadi sebelum mereka pergi ke flatnya Daehwi Jinyoung sudah membersihkan dirinya.

Jinyoung berjalan menuju dapur milik Daehwi, kemudian menatap sekeliling. Sepertinya Daniel memang menjaga pola makan Daehwi dengan baik. Di pintu kulkas banyak potongan sticky note yang bertuliskan aturan-aturan yang dibuat Daniel seperti jatah makan ramen untuk Daehwi dan berapa kali pemuda manis itu harus meminum susu dalam sehari.

Setelah cukup melihat-lihat, Jinyoung mulai membereskan barang belanjaannya. Menatanya dengan rapi. Namun dahinya mengernyit saat ia mendapati beberapa kaleng minuman di kantung belanjaan Daehwi.

"Dia minum bir ?" Gumam Jinyoung.

Seketika ingatannya menerawang jauh ke masa lalu, dimana Daehwi mabuk karena dicengkoki alkohol oleh Sangbin dan tiba-tiba menciumnya sambil memaksanya untuk menjadi kekasihnya.

Jinyoung bergidik meskipun bibirnya menyunggingkan senyuman, Daehwi benar-benar berbahaya saat mabuk.

"Itu.. punya kak Daniel."

Jinyoung menoleh mendapati suara Daehwi dibelakangnya. Pemuda manis itu menggunakan kaos abu-abu kebesaran yang membuat tangannya tenggelam dengan celana training selutut. Rambutnya masih basah dengan handuk kecil melingkar di lehernya.

Jinyoung memasukan bir terakhir lalu menutup pintu kulkas kemudian ia menghampiri Daehwi.

"Bukan punya kamu ?" Tanya Jinyoung. Tangannya gemas ingin mengusak rambut basah Daehwi dengan handuk kecil supaya kering. Tapi ia tahan.

Daehwi menggeleng lucu. "Kak Daniel gak bolehin saya minum bir padahal umur saya udah legal."

"Baguslah, kamu emang bener-bener bahaya kalo lagi mabuk." Gumam Jinyoung.

Daehwi mendelik, seolah minta Jinyoung mengulang gumamannya. Tapi Jinyoung menggeleng pelan dan mengatakan bukan apa-apa.

"Keringin rambut kamu, nanti kena flu." Lagi-lagi Daehwi mengangguk patuh membuat Jinyoung senang kali ini Daehwi mulai menuruti perkataannya.

Dua jam berlalu, Daehwi sibuk dengan laptop dan skripsinya sementara Jinyoung membaca email-email yang masuk berisikan dokumen perusahaan dari kantor barunya.

Mereka bergelung dengan keheningan dan kesibukan masing-masing sampai Daehwi teringat sesuatu bahwa sedari tadi ia belum menyiapkan minuman untuk Jinyoung.

"Maaf, saya.. ambil minum dulu." Pamit Daehwi kemudian beranjak ke dapur.

Jinyoung mengiyakan sekilas kemudian terfokus lagi dengan pekerjaannya.

Tak lama kemudian Daehwi kembali dan meletakkan dua minuman kaleng diatas meja. Tapi Jinyoung terlalu fokus sehingga tak melirik minuman itu barang sedikit pun. Kemudian Daehwi pun kembali dengan tugas-tugasnya.

Setengah jam kemudian Jinyoung selesai membaca beberapa dokumen, ia merenggangkan otot-otot lehernya yang kaku kemudian meraih minuman kaleng yang disediakan Daehwi.

Lee Daehwi [2/3] [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang