Wanna 28

6.6K 562 415
                                    

"Bagaimana jika kita akhiri saja sekarang ?"

🌷 🌷 🌷

Guanlin menghela nafasnya berat. Tak menyangka dengan apa yang dilakukan sahabatnya ini terhadap kakak sepupunya. Ia selalu tak habis pikir dengan jalan pikiran Daehwi yang selalu tak terduga.

"Lee Daehwi, lo bener-bener luar biasa." Desah Guanlin frustasi.

Dia mendudukkan dirinya di dekat Daehwi yang hanya dipandang polos oleh pemuda manis bersurai kecokelatan yang berwajah sedikit pucat itu.

"Gimana bisa lo nyebut kalo Sehun hyung itu tunangan lo ?"

"Calon tunangan." Ralat Daehwi.

Guanlin mendengus. "Iya itulah. Gila emang ya lo."

"Tapi kan emang itu kenyataannya." Bibir Daehwi mengerucut sambil memasukkan sepotong apel yang dikupas oleh Guanlin sebelumnya.

"Iya tapi kan gak seharusnya lo bilang gitu ke Jinyoung hyung !" Seru Guanlin gemas.

"Ya mau gimana lagi." Daehwi menggendikkan bahunya. "Ini urusan gue, lo tenang aja semuanya pasti baik-baik aja."

"Baik-baik aja ? Lo tau kalo Jinyoung hyung pulang ke Korea dan gak bakalan kesini lagi ?"

Daehwi mengangguk ringan.

Guanlin mendengus lagi, ia lupa jika yang sedang dihadapinya sekarang adalah si kepala batu. Apapun yang Daehwi katakan tidak akan bisa ia balas.

"Bahkan lo gak ngasih tau kondisi lo ke Daniel hyung."

"Mereka harus fokus bulan madu, Lin." Daehwi tersenyum.

Lalu keduanya terdiam.

Suara berdecit dari pintu yang di dorong mengalihkan atensi mereka. Pria berjas putih khas dokter rumah sakit itu menghampiri Daehwi yang tengah menikmati apel nya diatas ranjang.

"Udah diminum obatnya ?" Tanya si dokter.

Daehwi mengangguk.

"Bagus, kita bisa mulai sekarang."

🌷 🌷 🌷

Jinyoung menatap datar pemuda di hadapannya. Tak habis pikir dengan dirinya sendiri yang bisa-bisanya mengikuti ide gila Woojin untuk menghadiri kencan buta bersama pemuda yang Jinyoung belum pernah kenal sebelumnya.

Harus diakui kalau pemuda dihadapannya ini cukup manis, pendiam, sedikit kaku dan wajahnya ya.. bisa dibilang mirip dengan err.. Daehwi ?

Uh, mengingat Daehwi membuat hati Jinyoung berdenyut nyeri. Sudah nyaris tiga bulan ini ia mencoba tidak peduli pada Daehwi. Bagaimana kabar pemuda itu, apakah ia sudah bertunangan atau apakah Daehwi makan dengan baik disana.

Sungguh, Jinyoung mencoba untuk tidak peduli tapi hatinya tak bisa memungkiri bahwa ia masih mencintai Daehwi.

"Jadi eum.. siapa nama kamu tadi ?" Jinyoung membuka percakapan kala melihat pemuda manis dihadapannya ini mulai bergerak resah.

"Chenle.. Zhong Chenle." Cicit Chenle kikuk. Pasalnya, pria yang menjadi patner kencan butanya ini memiliki wajah datar dan dingin membuat Chenle takut untuk menatapnya.

"Ya, Chenle. Silahkan dimakan." Kata Jinyoung.

Chenle mengangguk kaku, mengambil garpu dan pisau nya untuk bersiap memakan steak dihadapannya. Jika itu Daehwi, pasti ia akan melupakan pisau itu dan langsung menusuk satu porsi steak itu untuk langsung di potong oleh giginya.

Lee Daehwi [2/3] [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang