Prolog

766 79 36
                                    


Warning: idea's is mine, Typoo's, gaje, EYD gak jelas, DLDR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning: idea's is mine, Typoo's, gaje, EYD gak jelas, DLDR.

This is my first story on wattpad. Hope u like this.

Enjoy this!

***

Seorang gadis tampak berlari kencang, peluh mengalir di wajahnya. Sesekali ia menoleh ke belakang memastikan orang-orang yang mengejarnya sudah tidak tampak.

Tidak ia pedulikan kakinya yang kotor dan penuh luka gores akibat berlari tanpa alas kaki. Ia ingin menangis dan meminta tolong, tetapi keadaan di sekelilingnya adalah hutan belantara, matahari hampir terbenam membuat suasana semakin mencekam, tak ada seorang pun di sini. Ia takut jika meminta tolong hal itu justru akan memudahkan orang-orang jahat itu untuk menangkapnya.

"Akh!!" gadis itu memekik lalu terjatuh di tanah, baju terusan selutut berwarna putih yang dikenakannya tersangkut ranting-ranting pohon disekitanya dan robek. Ia buru-buru bangkit kembali dan berlari, tak menghiraukan sakit di telapak tangannya yang lecet akibat jatuh.

Rapalan do'a tak henti ia gumamkan, secercah harapan muncul saat mata coklatnya melihat jalan raya. Ia terus berlari dan saat itu sebuah mobil melintas dihadapannya.

Ckiitt!! Suara rem mendadak terdengar di jalan yang sepi.

Bukk!!

***

Seorang pria tampan menatap jalanan yang sepi. Ia memacu mobilnya dengan kecepatan konstan. Tentu saja sepi, di sekitarnya hanya ada hutan dengan pohon-pohon yang tinggi. Ditambah matahari hampir terbenam membuat jalanan sekitarnya menjadi gelap dan mencekam.

Ia meruntuki temannya yang mengajak dirinya menghadiri acara pernikahannya. Mengapa harus memilih tempat seperti Bourne Woods? Sebuah tempat yang sangat jauh dari kota dan keramaian. Terkadang ia tidak bisa menebak jalan pikiran salah satu teman konyolnya itu. Selalu suka membuat ulah dan menyusahkan orang-orang di sekitarnya.

Bunyi dering ponsel membuat perhatiannya teralih sesaat ke arah dashboard mobil. Ia menghela napas sebentar melihat nama sang penelepon. Ia memasang handset bluethooth di telinga dan suara di seberang sana langsung menyambut telinganya.

"Edgar, kau sudah pulang?"

Pria tampan yang bernama Edgar itu bergumam lalu menyahut. "Aku sedang dalam perjalanan pulang, Ma."

Wanita yang dipanggil Mama itu menghela napas. "Kau menghadiri pesta pernikahan temanmu lagi? Apakah kau sudah mendapat pencerahan untuk mengikuti jejak para temanmu?"

Nah kan! Batin Edgar kesal. Selalu seperti ini jika sang ibu mendengar bahwa temannya satu persatu sudah menikah, ibunya akan memprotes dirinya yang tidak laku-laku.

[END] YOU FOUND ME (The Identical Girl #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang