Part 16

272 43 4
                                    


"Sudah merasa lebih baik?" Edgar memasuki kamar inap tempat Mey berada. Keadaannya tidak parah, lukanya tidak terlalu serius. Hanya memerlukan beberapa jahitan di lengan kirinya. Telapak tangan, kaki dan lutut Mey yang terluka juga sudah di perban. Tidak lama setelah itu Mey sadar dari pingsan karena terlalu syok dengan segala peristiwa yang dialaminya.

Mey mengangguk lalu tersenyum menatap Edgar yang berjalan ke arahnya dan duduk di atas kursi di samping tempat tidur. Tangan Edgar menggenggam tangan Mey yang tidak diinfus. Mey membalikkan tangan, balas menggenggam tangan besar Edgar yang terasa hangat. Edgar mengecup lembut tangan putih Mey.

Sejujurnya Mey masih merasa takut mengingat kejadian tadi, sebelum sadar dari pingsan ia juga sempat bermimipi jika ia masih berada di tempat penculikan tadi bersama Mike. Mey kira, ia bermimpi jika Edgar menyelamatkan dirinya.

Ia merasa bersalah pada Edgar karena tidak mendengar ucapan Edgar tentang Mike. Perkataan Edgar ternyata benar. Mike memang bermaksud buruk padanya.

Air mata kembali jatuh di pipinya, jika Edgar tidak menemukannya, Mey tidak tahu bagaimana nasibnya sekarang.

"Hei, kenapa menangis? Masih sakit?" tanya Edgar lembut.

Mey mengulurkan dua tangannya, isyarat agar Edgar memeluknya, pria itu cukup peka karena ia langsung memeluk tubuh Mey yang kembali bergetar dan menjaga agar tidak mengenai luka Mey. Ia mengusap punggung kecil Mey agar gadisnya merasa tenang.

"Aku takut.." gumam Mey dengan suara bergetar.

"Kau sudah aman. Aku tidak akan membiarkan siapapun lagi untuk menyakitimu."

"Maafkan aku yang tidak menuruti perkataanmu."

"Lupakan itu, yang penting sekarang kau sudah ada di sini, dipelukanku." Bisik Edgar pelan, ia mencium rambut Mey dengan lembut.

"Aku ingin pulang." Ucap Mey sambil melepaskan pelukannya.

Edgar menghapus air mata di pipi Mey, lalu menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Mey. "Besok, kau akan pulang besok, ok?" Mey mengangguk patuh. "Sekarang tidur, kau harus banyak istirahat."

"Jangan pergi." Mey menarik lengan kemeja yang Edgar kenakan saat melihat pria itu akan bangkit dari duduknya.

Mey segera memejamkan matanya saat Edgar kembali duduk, tidak sekali pun Mey melepaskan tautan tangan mereka. Edgar mengelus rambut Mey dengan lembut. Ia sangat lega saat melihat Mey tidak terluka parah dan masih bisa berbicara dan memeluknya. Ia sangat ingin menghabisi Mike saat itu juga karena dengan berani melukai Mey-nya, tapi kondisi Mey yang terluka jauh lebih penting saat itu, lagipula sudah ada polisi yang mengurus Mike.

Saat dalam perjalanan menuju rumah sakit, Edgar tak henti membentak-bentak anak buahnya yang menyetir karena perjalanan ke rumah sakit terasa sangat lama, seperti berjarak ribuan mil.

Ia tidak tahu harus bagaimana jika sampai Mey tidak membuka matanya lagi. Namun sekarang, ia bisa bernapas lega.

Edgar mengambil ponsel di sakunya lalu menghubungi Jordan.

"Bagaimana?"

"Wartawan masih berada di luar gedung rumah sakit. Para penjaga sudah menjaga dengan ketat agar tidak memperbolehkan satu wartawan pun untuk masuk. Sementara polisi masih memberi keterangan kepada awak media."

"Baik, tolong urus semuanya."

"Baik, Tuan."

***

[END] YOU FOUND ME (The Identical Girl #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang