Part 3

381 60 30
                                    

Terima kasih bagi yang sudah membaca story ini.

Vote dan komen ya!

***

Mey merasa ia bermimpi buruk, tubuh kecilnya seperti ditimpa oleh sesosok makhluk besar, hingga sedikit pun ia tidak bisa bergerak. Dadanya juga terasa sesak, ia sulit bernapas. Mey susah payah membuka matanya, sinar matahari pagi menyilaukan matanya sehingga mata coklatnya mengerjap.

Mey terkejut saat seseorang bertubuh besar benar-benar menimpanya. Ia berusaha mendorong tubuh besar itu tapi usahanya sia-sia, tidak ada pergerakan sedikit pun. Kepalan tangan kecilnya memukul punggung kekar itu.

"Edgar! Edgar! Bangunlah!" setelah menyadari bahwa yang menimpanya adalah Edgar, Mey berusaha membangunkan pria itu, napasnya sudah tersengal-sengal. Tubuh Edgar benar-benar berat seperti raksasa.

Bukannya menjauh, Edgar semakin membenamkan kepalanya di ceruk leher Mey, menghirup banyak-banyak wangi memabukkan itu.

"Edgar, aku tidak bisa bernapas!" Mey menggerakkan seluruh tubuhnya, agar tidur Edgar terusik. Ia terpekik saat tiba-tiba Edgar membalik posisi mereka sehingga Mey berada di atas tubuh besarnya. Kepala Mey bersandar di dada bidang pria itu yang tidak memakai baju. Gadis itu bisa mendengar jelas detak jantung Edgar yang teratur.

Mey menghirup udara banyak-banyak, mengisi paru-parunya yang hampir kehilangan oksigen. Lalu, ia mencoba bangkit dari tubuh Edgar, tetapi pria itu malah memeluknya semakin erat. Mey kembali meronta agar terlepas, tangannya memukul-mukul otot bisep yang keras hingga ia terpaksa menghentikan aksinya karena Edgar tetap tidak terpengaruh, justru tangannya yang terasa sakit.

"Diamlah, sebentar saja." Edgar memiringkan posisi tubuhnya, ia memeluk Mey layaknya memeluk guling. Kaki panjangnya menghimpit dua kaki Mey, satu lengan kekarnya memeluk pinggang kecil Mey, dan lainnya berada di belakang kepala Mey, membenamkan wajah gadis itu di dada bidangnya. Gadis itu benar-benar terkunci.

Mey mendongak untuk melihat wajah Edgar, matanya yang tajam masih terpejam. Dengan jarak sedekat ini ia baru menyadari bahwa Edgar mempunyai bulu mata lentik untuk ukuran seorang lelaki.

Ah, jambang dan janggut halus itu, aku ingin mengelusnya, teriak batin Mey.

Setelah merasa dekapan tangan dan kaki Edgar melonggar, Mey dengan cepat melepaskan diri. Seluruh tubuhnya terasa remuk. Langkahnya tertatih saat menuju kamar mandi. Setelah mandi dan berpakaian, ia melihat Edgar masih terlelap di tempat tidurnya.

Mey melangkah menuju dapur, perutnya sudah kelaparan minta diisi. Ia membuka kulkas lalu menemukan beberapa telur. Ide untuk membuat omelet terlintas di kepalanya.

Tepat saat ia menyelesaikan masakannya, dari dapur ia melihat Edgar keluar dari kamarnya dan langsung menuju ke arahnya. Wajah baru bangun tidur dan rambut acak-acakan membuat Edgar semakin terlihat sexy di mata Mey, dan Mey juga sangat yakin semua perempuan yang melihat Edgar dalam keadaan ini pasti akan berpikir sama dengannya.

"Selamat pagi, tidurmu nyenyak?" Edgar menampilkan senyumnya, ia sudah duduk manis di kursi meja makan.

Mey menggerutu pelan. Nyenyak? Ia bahkan merasa tubuhnya sangat lelah. Mey memperingati diri sendiri bahwa ia tidak akan membiarkan Edgar tidur di sampingnya lagi.

"Ya, sangat nyenyak!" Mey menekan ucapannya untuk menyindir Edgar, tapi pria itu malah bersikap cuek sambil menyantap omelet yang diberikan oleh Mey.

[END] YOU FOUND ME (The Identical Girl #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang