Part 5

351 49 23
                                    


Pagi ini Mey bangun dengan rasa sakit hebat di perutnya. Tamu bulanannya datang, perutnya serasa di putar. Edgar yang masih tidur ikut terbangun karena Mey bergerak gelisah di sampingnya.

"Mey, ada apa?" tanya Edgar cemas saat melihat Mey tidur meringkuk sambil memegang perut, sesekali rintihan sakit keluar dari bibirnya. "Kau baik-baik saja? Buka matamu, Mey!" Edgar menepuk-nepuk pelan pipi Mey agar gadis itu terbangun. Jujur saja, saat ini Edgar sangat takut dengan keadaan Mey, bagaimana jika terjadi sesuatu pada gadis itu?

Mey membuka mata, ia tadi sudah meminum obat penghilang nyeri dan berusaha untuk tidur kembali agar ia tidak merasakan sakitnya. Ia menatap sayu ke arah Edgar, entah hanya perasaannya ataukah memang benar bahwa Edgar melihatnya dengan tatapan cemas. Mey tidak sempat memikirkan itu lebih jauh.

"Hari ini haid pertamaku, Ed. Hal ini sudah biasa bagiku." sebisa mungkin Mey menjawab, ia meringis kembali. "Aku juga sudah meminum obat."

"Kau minum obat sebelum makan?" Edgar menampilkan wajah tidak percaya. Ia bangkit dari tempat tidur lalu menuju kamar mandi, setelah itu ia menuju ke dapur membuat sarapan untuk mereka berdua.

Dua puluh menit kemudian, Edgar selesai membuat bubur untuk Mey, ia membawanya ke kamar Mey. Edgar melihat Mey kembali tidur meringkuk di ranjang.

"Mey, bangun. Kau harus makan." Edgar menguncang bahu Mey dengan pelan. Tak ada tanggapan dari gadis itu.

Edgar meraup bahu Mey lalu menarik tubuhnya agar duduk bersandar di kepala ranjang dengan bantal di punggungnya. Mey tidak juga membuka mata, alisnya sesekali berkerut.

"Buka mulutmu!" dengan telaten Edgar menyuapi bubur pada Mey, hanya lima sendok ia makan karena perutnya memang sedang bermasalah. Setelah selesai makan, Edgar memberi minum lalu membantu Mey agar kembali berbaring.

"Hari ini kau tidak usah bekerja."

"Tidak, Ed. Aku akan bekerja, sebentar lagi juga akan pulih."

"Tidak! Aku akan menghubungi temanmu."

Edgar langsung mengambil ponsel Mey di atas nakas, lalu mengetik pesan pada teman Mey. "Sekarang kau istirahat. Jangan turun dari tempat tidurmu!" perintah Edgar.

"Kau tidak pergi kerja?"

"Aku akan pergi sebentar lagi." Sahut Edgar sambil mengelus rambut Mey, jika bukan karena ada meeting kerjasama dengan perusahaan lain, Edgar tidak akan meninggalkan Mey sendirian di sini. "Aku akan pulang cepat!"

Mey mengangguk lalu kembali mencoba tidur. Tidak terlalu susah, meski perutnya masih sakit beberapa saat kemudian ia sudah tidur, dalam tidurnya ia merasakan sesuatu yang basah dan lembut menempel di keningnya, hanya sebentar. Tapi, itu cukup untuk membuat Mey tersenyum dalam tidurnya.

***

Mey terbangun pukul dua belas siang, ia merenggangkan ototnya yang pegal karena terlalu lama tidur. Sakit di perutnya sudah lebih baik meski masih sedikit nyeri. Ia berjalan keluar kamar menuju dapur, perutnya sudah minta di isi kembali, memang tadi pagi ia tidak banyak memakan bubur buatan Edgar.

Di atas kompor Mey melihat satu panci berisi sup ayam buatan Edgar. Ia mengambil sendok dan mencicipnya. Masakan Edgar memang selalu enak di lidahnya. Kalau orang tidak mengenal Edgar, pasti tidak akan ada yang menyangka bahwa dia pintar memasak karena penampilannya yang maskulin. Benar-benar calon suami idaman.

Setelah mengisi perut dan mencuci piring bekas makannya, Mey duduk di sofa ruang TV, ia menekan siaran program musik dan kebetulan penyanyi favoritnya sedang tampil live di TV.

[END] YOU FOUND ME (The Identical Girl #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang