Part 10

325 43 7
                                    

Edgar menguncang pelan tubuh Mey yang bergerak gelisah di sampingnya, keringat dingin mengalir di dahi dan leher gadis itu. Ia menepuk pelan pipi Mey agar gadis itu terbangun. Beberapa detik kemudian Mey membuka mata lalu menatap sekelilingnya, ia bernapas lega ketika mendapati Edgar menatapnya cemas.

"Kau bermimpi buruk lagi?" Edgar mengambil segelas air di atas nakas dan membantu Mey untuk minum.

Mey mengangguk, sudah sejak lama ia tidak pernah bermimpi buruk lagi, namun akhir-akhir ini ia merasa seperti dihantui. Mey tidak akan setakut ini jika bukan seorang pria paruh baya yang selalu hadir dalam mimpinya. Mey tidak mungkin salah, meskipun sekilas ia masih mengingat dengan jelas wajah pria tua itu sebelum melarikan diri dari rumahnya. Pria yang ingin membeli dirinya pada kedua orangtuanya dan pria yang bertemu dengan Edgar dan dirinya beberapa hari lalu.

"Bermimpi hal yang sama lagi?" Edgar mengusap peluh di dahi Mey lalu rambutnya dengan lembut.

"Ya, kali ini ia hampir berhasil menangkapku." Sahut Mey dengan suara bergetar. Mey memang menceritakan perihal mimpinya pada Edgar, namun ia tidak mengatakan bahwa ia selalu memimpikan pria tua yang dulu akan membelinya. Dalam mimpinya, pria itu selalu mengejar dirinya, dan Mey akan terbangun sebelum pria itu bisa menangkapnya. Tapi kali ini, pria itu hampir berhasil mendapatkannya.

"Tidurlah." Edgar menuntun agar Mey kembali berbaring di kasur, lalu memeluk tubuh Mey. "Selama aku di sampingmu, semua akan baik-baik saja." Lanjut Edgar saat melihat ketakutan di mata Mey. Ia mengecup kening lalu bibir Mey, tangannya mengelus rambut Mey dengan lembut agar gadis itu kembali tenang.

Tidak berapa lama, napas Mey kembali teratur. Edgar menatap nyalang langit-langit kamarnya yang masih gelap. Pikirannya menerawang. Ia sedang memikirkan sesuatu.

***

Mey bersyukur sudah seminggu Mike tidak datang lagi ke toko untuk memantau kerja pegawai, Mey tidak tahu harus bersikap bagaimana jika bertatap muka dengan Mike. Ia sangat malu memikirkan kejadian seminggu lalu saat Edgar menciumnya di hadapan Mike. Mey tidak mau membayangkan apa yang ada dipikiran bosnya itu tentang dirinya.

Beberapa hari ini, ia juga sudah tidak bermimpi buruk lagi tentang pria tua itu, tapi ia justru memimpikan dua orang anak kecil yang selalu bermain bersama. Mey tidak mengingat jelas bagaimana mimpi itu selanjutnya saat ia terbangun karena memang itu bukan mimpi buruk. Mey malah sangat mengharapkan selalu bermimpi tentang dua anak kecil itu. Bahkan dalam mimipi pun mereka sangat menggemaskan.

Mey sedang berkutat di dapur untuk membuat makan malam, saat suara bel berbunyi. Edgar yang saat itu sedang menonton berinisiatif membuka pintu. Dari dapur Mey mendengar suara keramaian dari pintu lalu memasuki apartemen Edgar yang selalu cenderung tenang.

"Sudah lama kami tidak berkunjung kemari, Ed!" ucap sebuah suara yang Mey yakini bukan suara Edgar, Mey sudah sangat hapal dengan suara pria itu.

Mey melihat Edgar masuk bersama tiga orang pria memakai pakaian kantor, mungkin mereka teman Edgar, dan.. empat perempuan berpakaian sexy?

Baju yang dikenakan perempuan-perempuan itu sangat kekurangan bahan dan menempel ketat di tubuh mereka, menampilkan lekuk tubuh yang membuat kaum adam akan tergoda.

Mereka berhenti tertawa saat melihat Mey di dapur yang juga sedang melihat mereka.

"Itu siapa, Ed?" tanya salah seorang diantara mereka.

"Ah, palingan juga pembantu baru di sini." Sahut yang lain sebelum Edgar sempat bicara.

"Malam ini kita akan berpesta, kami sudah menyiapkan barbeque dan bir!"

[END] YOU FOUND ME (The Identical Girl #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang