Part 2

412 56 45
                                    

"Kau tahu kawasan Betterton Street?"

"Ada perlu apa?" Edgar menatap sekilas ke arah Mey lalu kembali fokus pada jalanan.

"Tadi aku membaca surat kabar lalu melihat lowongan pekerjaan di sebuah toko roti. Mungkin aku akan mencoba melamar di sana."

Tanpa bertanya lagi Edgar membawa mobil ke kawasan yang disebutkan oleh Mey. Kawasan itu dekat dengan New London Theatre, salah satu gedung teater terbesar di sana dan daerah itu juga sangat ramai dengan lalu-lalang orang. Ia menghentikan mobil tepat di depan sebuah toko roti dengan billboard bertuliskan Bread Love, bangunannya tidak terlalu besar tapi kualitas dan rasa roti di toko ini tidak diragukan lagi.

Toko roti itu sangat terkenal di sana, setiap hari toko itu akan membuat banyak roti dan tidak pernah ada sisa. Salah satu toko roti paling laris di kawasan itu. Pusat toko roti itu berada di Queen Victoria Street, dekat dengan Blackfriars atau wilayah pusat kota London yang terletak di sudut barat daya Kota London, dan masih banyak lagi cabang toko yang lain di berbagai tempat.

Setelah membuka seatbelt, Mey menghela napas perlahan. Lalu tersenyum manis pada Edgar.

"Terima kasih atas bantuanmu, Edgar."

Edgar terdiam sesaat, mendengar bibir mungil Mey mengucap namanya membuat sesuatu dalam dirinya kembali bangkit. Entah kenapa ia suka cara gadis itu menyebut namanya. Terdengar menggoda.

"Jika suatu saat kita bertemu lagi, aku pasti akan membalas kebaikanmu." Tersirat nada sedih saat Mey mengucap kalimat itu. Mey sendiri tidak tahu mengapa ia bisa sesedih ini saat akan berpisah dengan Edgar, padahal mereka baru bertemu kemarin malam tapi Mey merasa nyaman berada di sekitar pria tampan itu.

Mey juga sadar diri, tidak mungkin ia meminta kembali pada Edgar agar mengijinkannya tinggal di apartemen Edgar, pria itu pasti tidak akan setuju. Sesuai perkataannya, ia hanya akan menumpang semalam, dan sekarang ia akan pergi agar Edgar tidak terbebani.

"Saat itu tiba, apapun yang kau minta, aku akan memberikannya padamu. Aku janji." Mey kembali menambahkan dengan sungguh-sungguh.

"Apapun?" Tanya Edgar merasa tertarik dengan tawaran Mey.

Mey mengangguk-angguk cepat, wajahnya menampakkan raut serius agar Edgar percaya dengan perkataannya.

"Bagaimana jika aku minta sekarang?"

"Sekarang? Tapi, aku belum memiliki apapun." Sahut Mey panik, apa yang harus ia beri jika Edgar memintanya sekarang. Ia tidak ingin dicap sebagai pembohong oleh Edgar.

"Aku memintamu untuk tetap tinggal di apartemenku." Edgar menampilkan senyum miring menambah kesan tampan di wajahnya yang memang tampan.

"Hah?" Mey melongo mendengar permintaan itu.

***

Ini sudah seminggu sejak Edgar meminta Mey agar tetap tinggal di apartemennya. Mey tersenyum sendiri, masih mengingat jelas percakapan tak terduga itu tempo hari.

"Kau tidak perlu berpikir macam-macam. Aku memintamu tinggal karena kupikir akan sangat disayangkan apartemen sebesar itu hanya aku yang menempati."

Mey mendengar dengan seksama ucapan Edgar, ia masih mencerna semua ini. Apakah ini mimpi? Tolong siapapun jangan bangunkan dia!

"Kau boleh tinggal sampai kau sudah memiliki cukup uang untuk pergi. Anggap saja aku memelihara seekor kucing."

[END] YOU FOUND ME (The Identical Girl #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang