Lost
.Written by cinnamon066
Requested by euncise
Song: Chantal Kreviazuk's Blue.
A SasuHina Fanfiction
Disclaimer Masashi Kishimoto
.
.
.
Aku pernah mencintai seseorang hingga rela menukar seluruh hidupku untuknya.
Aku pernah mencintai seseorang yang teramat berarti bagiku.
Aku pernah mencintai seseorang yang membuat ku buta akan kenyataan.
Aku pernah mencintai seseorang hingga terasa sakit saat ia pergi.
.
.
.
Langkah kakinya terhuyung keluar dari sebuah hotel mewah tempat sebuah pesta di adakan, tangan kirinya membekap mulutnya sendiri menahan isak tangis yang keluar. Air matanya luruh membasahi wajah ayunya. Tubuh berbalut gaun malam indah tersebut membuatnya sulit saat ia memutuskan mempercepat langkahnya.
Secarik kertas kecil dengan tulisan emas tergenggam erat di tangan kanannya. Ada ukiran nama seseorang yang beberapa saat lalu memunculkan kembali penyesalan akan kelemahannya, langkah kakinya semakin cepat saat ia berhasil keluar dari lingkungan hotel tempat pesta yang membuat ia hancur dan kecewa. Tanpa memedulikan tatapan aneh orang-orang di jalanan ia tetap berjalan pada trotoar jalan. Kakinya terhenti saat di rasanya ia cukup jauh dari tempat tersebut, hingga sebuah panggilan dari orang yang telah membuatnya seperti ini terdengar membuat ia kembali berjalan tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya. Hingga pada perempatan jalan ia memutuskan untuk menyeberang tanpa menoleh ke sekitar.
Hantaman keras ia terima dari sebuah mobil yang berbelok tepat ke arah perempatan jalan tempatnya menyeberang, tubuhnya terlempar bersamaan teriakan penuh keterkejutan milik seseorang yang menjadi sumber kejadian ini.
"HINATA‼‼!"
Tubuh berbalut kemeja putih dan jas hitam tersebut berjalan terseok mendekati sesosok tubuh lain yang telah terbujur dengan darah yang terus keluar dari kepala dan bagian tubuh yang lain, beberapa bagian kulitnya terkoyak, dan tangannya menekuk seolah tak memiliki tulang.
Tubuh tegapnya ambruk saat pandangannya jatuh pada wajah yang telah tertutupi darah dan helai rambutnya, tangannya terulur menggapai tubuh tersebut secara perlahan. Matanya memandang kosong dengan air mata yang terus berjatuhan dari mata sekelam malamnya.
.
.
.
Senyum manisnya mengembang menyambut setiap tamu yang datang berkunjung untuk urusan bisnis tertentu. Rambut panjangnya tergelung apik dengan poni yang membingkai wajah ayunya. Mata bulannya menyiratkan keteduhan bagi siapa saja yang menyambutnya. Hinata namanya gadis manis yang tengah tersenyum ramah di balik meja bertuliskan resepsionis, sesekali badannya membungkuk sopan saat menyambut tamu yang datang padanya.