Lucifer

1.2K 110 25
                                    

Lucifer

.

A NaruHina Fanfiction

Disclaimer Masashi Kishimoto

.

Written by refalea

Request by sekarnamikaze1910

.

.

.

"Dikisahkan kepadamu untukmu mengerti, bahwa di satu waktu kau bisa menemui bapa segala keburukan pada satu tempat di mana udara kering dan basah saling bertabrakan."

Hinata menggumamkan dengan bosan sebuah kalimat dari buku besar dan tebal yang berada di pangkuannya.

"Dia akan mengatur untukmu apapun yang kau inginkan meski itu mustahil, tapi sebagaimana namanya, tidak ada kebaikan dalam aturannya."

Dia menghela napas, menutup buku bersampul hitam dengan arti 'cahaya di kegelapan' dan melepas kaca mata yang telah bertambah tebal beberapa bulan yang lalu. Umurnya telah mencapai tiga puluh delapan tahun ini, seharusnya dia telah berada di rumah yang sederhana dengan seorang suami atau anak yang menemaninya.

Pemikiran itu membuat dia menghela napas sekali lagi, dia membawa matanya berkeliling melihat kamar penginapan yang hanya terisi oleh satu tempat tidur, lemari yang menempel tepat di samping pintu kamar mandi, meja, dan satu kursi yang ia duduki. Tidak ada siapapun. Hanya dirinya. Dan sepi membuatnya mengigil.

"Sebenarnya di mana kau berada." Bisiknya sangat pelan, meraba tulisan berwarna kuning keemasan dari bahasa latin di sampul buku.

Dia telah mencari tempat dari arti 'udara kering dan panas saling bertabrakan'. Itu adalah sebuah oasis, tapi selama tujuh tahun dia mencari, dia tidak menemukan keberadaanya.

Dia hampir melupakan bagaimana rasanya hidup ketika pencariannya tidak menemukan hasil, merasakan sebuah kebahagian dari keluarga atau suami yang mencintainya. Dia hampir lupa bagaimana rasanya menerima lily dari pria itu, atau apa arti dari tepukannya di bahunya.

Tujuh tahun telah ia habiskan untuk mencari iblis yang bisa membantunya, hingga dia meninggalkan segalanya dan pergi ke semua oasis yang berada di dunia.

Hinata merasakan tubuhnya mulai lelah dan ia memindahkan buku tebal itu ke atas meja yang tersebar beberapa kertas. Itu adalah pamflet penginapan, peta yang dia beli di bandara israel satu minggu lalu, sebuah buku catatan dan foto berpigura dengan ukuran standar.

Dia mengambil pigura itu dan mengelusnya pelan, ia ingat saat foto itu diambil. Sebelas tahun yang lalu di taman Kyoto, Jepang. Kota kelahirannya. Saat itu umurnya dua puluh tujuh tahun, dia memakai mantel karena musim dingin sedang berlangsung, di sampingnya, pria dengan surai kuning memeluknya dan mengambil gambar.

Hari itu adalah hari di mana Naruto melamarnya, bertanya apakah dia mau untuk menjadi istri yang dia cintai selamanya.

"Naruto-kun." Hinata menyebut namanya dalam bisikan.

Dia meletakkan foto itu di tempatnya semula lalu memaksa tubuhnya untuk berdiri ke kamar mandi, menggosok gigi, menyisir rambutnya yang telah ia potong sepundak setahun lalu dan memakai piyama.

Request FicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang