CinLok (Cinta Tukang Cilok)
.
Written by zenaamaya
Requested by ZanDaJ-Uck
.
Disclaimer Masashi Kishimoto
A ToneHina Fanfiction
.
.
.
Sejak pagi-pagi sekali Hinata, si kembang desa, sudah berkutat dengan kegiatannya di dapur rumahnya. Dengan gerakan lincah menyiapkan bahan masakan yang akan dia olah untuk sarapan keluarganya. Sejak ibunya meninggal beberapa tahun lalu, tugas rumah tangga memang berpindah ke tangan Hinata.
Saat jam menunjukkan angka 06.10 menit, semua pekerjaan dapurnya selesai. Hinata pun kembali ke kamar untuk membersihkan diri dan bersiap-siap memenuhi tanggung jawabnya sebagai guru TK.
Tiga puluh menit kemudian Hinata selesai dengan urusan pribadinya. Dia kembali keluar kamar untuk sarapan bersama ayah dan kakaknya.
Hinata merupakan anak kedua alias bungsu dari Hyuga Hiashi. Kades Desa Konoha yang galaknya luar biasa. Dia punya seorang kakak lelaki bernama Hyuga Neji. Jangan tanya apa pekerjaan Neji!
Saat Hinata kembali ke ruang makan, disana sudah ada ayahnya, yang juga sudah rapi dengan seragam lurahnya.
"Selamat pagi, ayah." Hinata menyapa seperti biasa.
"Hn. Ayo sarapan," balas sang ayah. Hinata pun mengambilkan nasi dan lauk untuk ayah tercintanya. "Kakakmu belum bangun?" Tanya Hiashi saat melihat anak sulungnya belum menampakkan batang hidungnya.
"Sepertinya kakak belum bangun. Semalam dia pulang larut."
Hiashi berdecak mendengar ucapan anak perempuannya. "Tck, dasar anak itu. Bukannya mencari pekerjaan malah malas-malasan. Dia pikir berapa umurnya sekarang? Mana ada gadis yang mau dengan pengangguran macam dia," sungut Hiashi kesal mengingat bagaimana kelakuan putra sulungnya.
Tepat setelah Hiashi menyelesaikan kalimatnya, Neji pun keluar kamar dengan penampilan yang masih acak-acakan. Rambut coklat panjangnya yang berantakan membuat dia terlihat seperti 'sesuatu' yang sering nangkring di pohon sawo saat tengah malam. Ditambah saat ini dia memakai kaos warna putih yang kedodoran. Fix. Mereka bagai pinang dibelah kampak. Lupakan! Ini sudah mulai melantur.
Neji duduk di kursi sebelah kiri ayahnya. Berhadapan dengan Hinata. "Hinata, minta nasi," ujarnya sambil menyodorkan mangkuk nasinya yang masih kosong pada sang adik.
"Setidaknya rapikan dulu penampilanmu, Neji. Baru makan. Lihat! Bekas ilermu bahkan masih kelihatan. Jorok sekali." Kata Hiashi setengah mengomel.
"Aku sudah keburu lapar, ayah. Nanti saja sekalian mandi."
"Tumben sekali mandi pagi-pagi. Memangnya kakak mau kemana?" Tanya Hinata.