delapan

101 51 12
                                    

Aku berjalan menuju koridor sekolah dengan pikiran ku yang saat ini masih memikirkan daniel, sekolah memang masih sepi karena aku yang berangkat ke sekolah sangat pagi.

Aku pun duduk di bangku ku dan melipat kedua tangan ku ke meja dan menidurkan kepalaku.

Banyak yang saat ini ku pikirkan, aku harus kuat menghadapi masalah masalah yang saat ini menimpa kehidupan ku.

Tak lama kemudian teman teman ku sudah datang satu per satu.

"Loh rianti, pagi bener datangnya. Loh kenapa? Sehatkan?" ucap reva yang sudah memberikan ku sejumlah pertanyaan.

"Hmm nggak papa kok"

Saat ku dengar suara suara yang mulai berisik menuju kelas ku. Aku pun membenarkan posisi duduk ku karena aku tau yang sekarang datang adalah salsa dan amel. Mereka tidak boleh tau kalau aku lagi punya masalah. Aku mau belajar menyelesaikan masalah ku sendiri.

Saat ia sudah berada di dalam kelas. Aku pun menyapanya dan tersenyum kepadanya seolah olah aku memang sangat bahagia hari ini.

"Pagiii kalian" ucapku segembira mungkin.

"Kayaknya ada yang lagi happy nih" ucap friska dan amanda yang ternyata sudah berada di ambang  pintu.

"Happy atau sok happy?" ucap amel mengintai ku.

"Ya...ehhh Happy.. Lahh" ucapku terbata bata

"Hmm oke lah"

"Kedepan kelas yuk, bosen nih dalam kelas nggak bisa cuci mata" ucap amel.

"Ya ampun loh tuh yahh, mata loh mungkin katarak kalau nggak liat cowok dalam sehari doang" ucap salsa kepada amel.

Saat aku dan sahabat sahabatku sudah berada di depan kelas. Ketiga cowok rese itu datang dan langsung duduk tepat di sampingku.

Kami bercanda ria sambil menunggu guru yang akan mengajar di kelas kami. Kini penglihatan ku hanya fokus kearah depan. Kelas daniel memang berada di depan kelas ku. Hanya saja ada lapangan yang membatasi nya.

Saat aku melihat pria yang sedang berjalan menuju bangku depan kelas nya. Aku sudah bisa menebak, itu adalah daniel dan 2 pria yang aku kira itu memang teman kelasnya.

Tatapan mataku pun tertuju padanya, begitu pun sebaliknya. Daniel pun juga memandangiku. Sungguh aku benci hanya bertatapan seperti ini.

"Daniel kenapa kamu berubah sih? Kenapa kamu nggak mau kalau banyak orang yang tau kedekatan kita?" batinku.

Aku langsung memutuskan kontak mata dengnnya. Aku lebih memilih bercanda bareng dengan sahabat sahabat ku dari pada menatap mata daniel.

~~

Drttt Drttt...
Tiba tiba ponselku berdering menandakan pesan masuk. Ku raih benda pipih itu dan membuka applikasi whatssappku.

Elsa
"Rii, nanti ke sekolah sama siapa?"

Elsa adalah teman kelas ku sejak Smp. Aku memang di kenal dengan panggilan Rii. Elsa juga memasuki ekskul pramuka. Yang aku tau kedua kakak elsa adalah purnabhakti di Sman1 bangsa. Jadi itu lah alasan elsa untuk memasuki ekskul pramuka. Dia disuruh oleh kedua kakaknya. Yahh elsa memang sangat manja dan polos. Kakak elsa mau kalau dia nantinya akan menjadi seseorang yang mandiri dan bertanggung jawab. Di PRAMUKA lah elsa akan mempelajari itu semua.

Rianti
"Sendiri kok, loh mau nebeng?"

Elsa
"Yaellah tau ajah ni orang maksud gue ckckck"

Rianti
"Hehehe, okee jam 2 gue otw ke rumah loh. Gue juga malu kok dateng sendiri"

Elsa
"Sippp rii. See you"

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang