sebelas

92 37 9
                                    

Aku geram melihat dia sangat akrab dengan ayahku. Sesekali dia juga tersenyum kepada ibu ku yang berada di samping ayahku.

"Dasar pinter banget sih carmuknya" batinku.

Bunda maudy yang sedari tadi melihat ekspresi ku seakan akan tau dengan pikiran ku sekarang.

"Udah udah, kamu duduk di samping Bunda" ucap bunda sambil memegang pundakku dan mendudukkan ku tepat di sampingnya.

Aku menghela napasku kasar, aku terus melirik Alwan yang sedang cari muka di depan kedua orang tua ku. Aku memutar bola mataku malas, dan fokus dengan Bunda yang sedang menatapku lekat.

"Cemberut gitu sih? Ponakan bunda  tuh cantik kalo lagi senyum" ucap bunda.

"Hmm iya bun,  soalnya aku sebel sama orang sok kegantengan,dia lagi carmuk sama Ayah,ibu"

"Kamu benci sama alwan?"

Bunda memang sudah tau tentang hubungan ku dan alwan. Aku sudah menceritakan nya saat alwan tiba tiba menghapus kan ku di daftar pertemannya di BBM. Bunda bilang mungkin alwan sudah bosan melakukan hubungan Ldr denganku. Bunda tau itu karena bunda tetanggaan sama alwan, yang bunda tau type alwan itu yang sering di ajak bertemu, sering menghabiskan waktu berduaan, sering di ajak jalan. Bahkan itu semua tak pernah ku alami.

Kalau boleh jujur  selama aku hidup di dunia ini. Aku baru punya 3 mantan, pertama Arga, kedua Alwan, dan yang ketiga Arfi. Dan kenapa Arfi memutuskan ku? Karena dia tidak tahan dengan sifat ku yang jikalau di ajak ketemuan masih sering banyak alasan. Apa memang pacaran harus seperti itu? Setiap hari bertemu, pegangan tangan, jalan berduaan? Selama aku berpacaran aku tidak pernah melakukan hal hal seperti itu.

Mungkin hal itu semua yang membuat  Pria  tidak tahan denganku. Termasuk alwan, mana ada orang "Playboy" bisa bertahan dengan melakukan hubungan Ldr?

Bunda masih saja menatapku yang masih fokus  dengan pikiran ku sendiri. Bunda tiba tiba berdehem sangat kencang dan sontak aku sadar dalam lamunanku.

Aku menghela napas ku kasar.

"Benci sih Bun tapi aku udah ikhlas kok" jawabku.

"Nak bunda dulu pernah muda kok, kamu nggak boleh benci sama alwan. Bagaimana pun dia juga sudah menjadi bagian dalam kehidupanmu"

"Iyya Bun, aku paham kok. Cuman aku butuh waktu ajah untuk maafin orang itu. Hati aku masih sakit Bun"

"Kamu memangnya masih cinta sama alwan?" tanya Bunda

Aku menggeleng gelengkan kepalaku menatap Bunda.

"Hal terburuk yang pernah terjadi dalam hidup adalah saat kamu berusaha melupakan sosok orang tersebut, namun ia kembali hadir dalam hidupmu, bukan kah hal itu sangat melelahkan?" ucap Bunda yang menatapku

Aku tertegun mendengarkan perkataan Bunda, disisi lain memang itu kenyataannya. Selama ini aku berusaha mengikhlaskan alwan. Bahkan mencari pengganti alwan, tetapi saat aku kembali kekampung ini bahkan ia lupa dengan semua yang pernah ia lakukan kepadaku, seolah olah dia tidak pernah membekaskan luka di hatiku, dia bahkan tidak malu untuk mengajakku berbicara disaat dulu dia sudah pernah melukai hatiku.

"Aku memang udah moveon Bun, tapi aku masih nggak terima Alwan tega ninggalin aku gitu ajah"

"Udah udah kamu nggak usah sedih gitu. Bunda sih nyaranin kamu supaya bisa berteman dan melupakan semua masa lalu kamu dan dia. Supaya semuanya bisa seperti dulu, kamu dan alwan bisa akur dan menjadi teman lagi"

"Aku butuh waktu Bun"

"Iya iya, bunda ngerti kalau kamu butuh proses untuk memaafkan alwan"

"Yaudah sih nggak usah cemberut gitu. Mana senyumnnya?" ucap bunda seraya memelukku.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang