empat belas

34 6 3
                                    

"Hati hati yah" ucapnya

Aku hanya menganggukan sambil tersenyum.

"Dari mana ajah dek?" ucap Kak Anggel.

"Dari pamit sama temen Kak" ucapku dengan nafas yang terengah engah karena berlari.

"Yasudah, kamu pamit sana" ucap Ayah.

Aku hanya mengangguk dan berjalan menuju Paman hadis serta keluargaku.

"Paman aku pamit yah" ucapku menyalaminya.

"Baik baik disana yah Nak, kalau libur kamu kesini yah" ucap Paman.

"Yahh Bunda jadi rindu lagi deh nantinya sama kamu" ucap Bunda.

Aku hanya mengangguk dan memeluk Bunda dan Paman, sesudah itu aku menyalami Tante asmi yang baru saja keluar dari rumahnya.

"Belajar yang rajin yah Nak" ucapnya.

"Iyya tante" ucapku.

Aku pun berjalan menuju mobil, duduk di jok tengah bersama Kakak kakakku. Tak lama kemudian Ayah melajukan mobilnya dan meninggalkan pekarangan rumah Paman.

•••••

Sekarang sudah menunjukkan pukul 3 subuh, perjalan nya agak lama dikarenakan kami singgah terlebih dahulu di rumah Nenek untuk mengantar Kak anggel.

Sesampai di rumah, aku langsung melanjutkan tidur ku tanpa memberikan kabar kepada Daniel. Mungkin karena sudah terlalu kecapean di perjalanan, kepalaku serasa nyeri dan aku berniat untuk tidur karena besok aku akan ke sekolah.

Paginya aku berangkat ke sekolah di antar Ayah, syukurlah aku bisa bangun lebih awal, jikalau tidak aku pasti akan telat melaksanakan upacara dan tentunya akan mendapatkan hukuman.

Di kelas sudah ada sahabat sahabat ku yang sedang melaksanakan kegiatan rutinnya "Ngerumpi".

"Ya ampun pagi pagi udah ngerumpi" ucapku menepuk bahu Amel.

"Ihh apaansih nih anak, kalau nggak mau dosa mending loh tutup telinga ajah, jangan dengerin kita"

"Yeee dasar baperan loh"

"Yyee biarin"

Tak lama kemudian, Putra selaku ketua kelas memberikan kami instruksi agar kiranya kami bersiap siap untuk melaksanakan upacara, aku dan teman teman pun bergegas ke lapangan upacara.

Saat aku sudah berada di lapangan, tak sengaja aku melihat Daniel yang juga akan berjalan menuju barisan kelasnya. Mata kami tak sengaja tertuju satu sama lain, dalam hitungan detik Daniel menyudahinya karena teman nya yang sudah menariknya untuk bergabung dalam barisannya.

Tapi Daniel sempat memberikan ku sedikit ukiran senyuman di bibirnya, "sarapan pagi, supaya semangat"  batinku. Aduhh hanya karena senyuman Daniel yang indah itu aku sudah klepek klepek melihatnya.

Setelah upacara dilaksanakan, Amanda sempat mengajakku ke kantin Pak Didin yang berada tidak jauh dari uks. Aku hanya pergi berdua karena teman teman ku yang lain ingin langsung ke kelas saja untuk beristirahat. Cuacana saat upacara tadi memang sangat panas, banyak siswa yang pingsan akibatnya.

"Amanda, beliin temen temen minum juga yah, kasihan dia pasti capek" ucapku meraih botol mineral yang berada di dalam kulkas.

"Ya allah baik banget sihh, tumben pasti ada apa apa nya nih" ucapnya.

"Yahh kan Rianti memang baik, Cantik lagi"

Amanda hanya diam mematung menatapku, ucapanku memang sangat lah kepedean baginya.
"Ya allah kenapa Daniel mau yah deket sama loh."  "Dasar kepedean" ucapnya menggelengkan kepala.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang