Chapter 18

62 22 10
                                    

Happy reading😊

__

Matahari mulai tenggelam dan di gantikan oleh bulan yg terang untuk memberikan cahaya di malam yg gelab.Angin berhembus dengan pelan seraya menusuk tubuh seorang laki-laki yang sedang menatap matahari yg akan kembali ketempat semulannya.

Laki-laki itu berada di balkon kamarnya sambil meminum jus yg sudah di siapkan oleh pembantunya.
Laki-laki itu adalah Beni Alfaris,sang mantan ketua OSIS SMA Pertiwi.

Beni sedang memikirkan seorang gadis yg membuat dirinya jatuh ke dalam pesona gadis itu.Bibirnya terangkat keatas membentuk sebuah senyuman yg manis.

Iya Beni sedang memikirkan gadis yg bernama Afifah itu,Afifah adalah seorang gadis yg memiliki bejuta pesona yg mampu membuat laki-laki terpana oleh kecantikan,maupun senyuman yg terukir di bibir merah mudanya itu,termasuk Beni ia sangat mengagumi sosok Afifah.

"Fah lo udah berhasil memikat hati gue"batin Beni sambil meminum jusnya.

           🍏🍏🍏🍏🍏

Keesok paginya matahari mulai memunculkan cahayanya,namun.Cahaya itu tidak berarti bagi Ikbal yg masih menggulung tubuhnya di balik selimut.

"Ikbal cepat bangun!!"teriak mamahnya dari bawah.

"Iya"saut Ikbal sambil mengucek-ucekan matanya.

Ia pun berdiri dari tempat tidurnya dan langsung pergi untuk mandi.
Tidak membutuhkan waktu yg lama Ikbal keluar dari kamar mandi dengan handuk yg melilit di bagian pinggangnya.
Kemudian ia pun langsung memakai seragam sekolahnya dengan tampilan yg membuktikan bahwa ia bukan seperti pelajar.Bagaimana tidak baju yg di keluarkan,rambut acak-acakan,namun. Itu tidak membuat kadar ketampanannya menurun.

Setelah selesai Ikbal pun turun ke bawah untuk sarapan.

"Pagi mah'pah"sapa Ikbal sambil menarik bangku di depan mamanya.

"Nih sarapannya,habisin yah"ujar mamahnya sambil menyerahkan satu lembar roti yg sudah di olesi selai coklat.

"Iya"jawab Ikbal singkat dan langsung melahap sarapannya.

Setelah sarapannya habis Ikbal pun berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk berangkat sekolah.

"Mah pah aku berangkat dulu.Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"jawab kedua orang tuanya.

                 🍃🍃🍃

Sampainya di sekolah Ikbal langsung masuk ke kelasnya dengan muka yg datar.

"Widih tumben lo gak telat"ucap Gibran yg heran dengan Ikbal.

Ikbal hanya diam tampa ada niatan untuk menjawab  ucapan Gibran.Ia pun langsung melangkahkan kakinya ke arah ketua kelas yg bernama Azis.

"Zis..Sekarang ada ulangan apa engga?"tanya Ikbal di depan meja Azis dengan wajah yg datar.

"Tumben lo nanyain ulangan?, biasanya aja lo gak peduli kita ulangan apa engga"jawab Azis sambil mengangakat satu alisnya ke atas.

Brak.

"Cepat jawab hari ini ulangan apa engga?"tanya Ikbal mengulangi pertanyaannya sambil menggebrak meja Azis cukup kencang.

Azis kaget ketika Ikbal menggebrak mejanya,karna baru kali ini Ikbal bersikap aneh.

"Eng-ga"jawab Azis gugup.

"Ok"Ikbal pun berlalu dari meja Azis dan melangkah keluar kelas.

"Yan kenapa sikap Ikbal aneh?"tanya Gibran pada Vebrian.

My Happines With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang