Chapter 23

42 11 2
                                    

Happy Reading😊

Ikbal dan kedua sahabatnya sedang berada di kantin untuk makan.Hari ini mereka bertiga dengan kompak tidak mengikuti jam pelajaran yg pertama.Karna,pelajaran pertamanya adalah pelajaran sejarah yg menurut mereka sangat rumit untuk di mengerti dan di pahami.

Ikbal dan kedua sahabatnya sangat menikmati aksi bolos tampa mengetahui ada pasang mata yg memperhatikannya dari jauh dengan tangan yg di silangkan di dada dan raut yg menyeramkan.

Pasang mata itu iyalah pak Angga,yg mana guru wali kelas mereka.Pak Angga tidak habis pikir dengan tiga anak muridnya yg satu ini.Mereka tak ada sama sekalinya merasa kapok bahkan jera walau sudah sering di peringati dan di marahi.

Dengan santainya Ikbal menaikan kakinya di atas meja makan sambil memainkan ponselnya.
Bahkan kedua sahabatnya,Gibran dan Vebrian hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ikbal tersebut.

Pak Angga yg melihat itu semakin kesal ia pun berjalan ke arah Ikbal dan kedua sahabatnya.Sampai di meja Ikbal,pak Angga langsung merdehem untuk melihat reaksi mereka bertiga.

Gibran yg merasa mendengar suara orang berdehem langsung bertanya kepada Vebrian yg sedang fokus dengan game di ponselnya.

"Veb,lo dengar ada yg berdehem gak?"tanya Gibran

"Engga"jawab Vebrian singkat

"Masa lo gak dengar sih,gue aja dengar  dengan jelas"Tekan Gibran pada Vebrian.

"Gue gak dengar Bran,mungkin mahluk halus.Lo ganggu konsentrasi gue main game aja"sungut Vebrian kesal.

Pak Angga yg melihat itu semakin geram dengan segera ia menjewer telinga Gibran dan Vebrian dengan cukup keras.

Gibran maupun Vebrian sangat kaget ketika tiba-tiba seseorang menjewer telinganya.Dengan serempak Gibran dan Vebrian membalikan badanya ke arah belakang.Dan betapa terkejutnya mereka ketika mendapati pak Angga yg ternyata menjewer telinga nya.

"Bapak,kirain tadi mahluk  halus  yg menjewer telinga kita"ucap Gibran dengan cekikikan.

"Kamu bilangin saya mahluk halus hah?!"tanya pak Angga semakin kencang menjewer telinga mereka berdua.

"Au,engga ko pak.Pak udah dong sakit nih pak"keluh Gibran.

"Sakit?Perasaan gak sakit ko"Pak Angga semakin mempelintir telinga Gibran dan Vebrian.

"Au,au sakit pak!lepasin pak!telinga sanya nanti putus!bapak gak kasian?"jerit mereka semakin menjadi.

"Suruh siapa kalin bolos?Kalian ini bukannya belajar di jam pertama ini malah bolos,mau jadi apa kalian?"

"Kami bolos bukan kemauan kita pak tapi faktor yg tidak mendukung"jawab Vebrian.

"Faktor-faktor,gaya mu tu loh ngomong  sok dewasa padahal kalian ini masih kaya anak SD kelakuannya"

"Dan kamu Ikbal sini!!"lanjut pak Angga.

"Apa pak"jawab Ikbal sambil mendekat.

"Kamu ini bukannya memberi contoh yg baik buat adik-adik kalian malah memberi contoh yg jelek"omel Pak Angga kepada Ikbal.

"Sekarang kalian hormat di depan tiang bendera sampai jam pelajaran pertama selesai"suruh pak Angga.

"Cuma hormat di depan tiang bendera doang kan pak?"tanya Gibran.

"Iya kenapa?Pengen di tambahin hukumannya?"tanya balik pak Angga.

"Eh engga ko pak.Segini aja udah cukup  hukumannya"jawab Gibran

"Ya sudah sekarang sana berdiri di depan tiang bendera,jangan harap kalian bisa kabur karna saya akan mengawasi kalian dari jauh."peringat pak Angga.

My Happines With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang