Part 4

16K 1.1K 101
                                    


.
¤
.

Otsutsuki Toneri. Adalah artis penyanyi yang digilai kaum muda saat ini. Rambut dan iris mata babyblue sangat kontras dengan kulitnya yang putih menjurus pucat. Namun itulah hal yang membuatnya sangat mencolok dibanding artis lain seusianya.

Sejak debutnya sebagai penyanyi solo, namanya langsung melambung tinggi. Ditambah lagi ia terjun kedunia akting dengan menarik banyak perhatian meski hanya pemain pendukung.

Didepan layar ia adalah sosok yang kalem dan jaim. Namun siapa sangka, dibalik itu dia hanya remaja yang masih childish dengan ke naifannya.

"WHAA! LEBIH CEPAT PAMAN! GO! GO! GO!"

Suara itu adalah suara kekanakan milik Toneri.

Jangan salah sangka. Ia bukanlah sedang main game atau lomba lari... melainkan tengah melarikan diri dari kejaran seorang assasign yang tadi sempat menembak mobilnya dengan watadosnya. Tak perduli jika jalan tengah ramai dengan pengguna jalan lainnya.

Toneri berteriak sedemikian rupa dan menyuruh supirnya terus memacu mobil agar jangan sampai berhenti.

Dalam hati Toneri mengumpat untuk hari paling sial seumur hidupnya ini. Banyak sekali accident yang membuatnya terus was was. Seperti jatuhnya lampu panggung tiba-tiba tepat diatasnya. Beruntung ia masih bisa menghindar.

Dan kini, ia bahkan melakukan kejar-kejaran di jalan dengan assasign yang menurutnya gila.

Bagaimana tidak, mereka mengejar mobil Toneri dengan gilanya sampai membuat sopir Toneri jadi pembalap dadakan di jalan penuh ramai seperi Tokyo ini.
Belum mereka yang melancarkan tembakan-tembakan sesekali saat ditikungan. Untung mobil limusin Toneri termasuk mobil mahal anti peluru. Kalau tidak, sudah dipastikan kepalanya berlubang sejak adegan pengejaran tadi.

.
.
.

Bruk

Toneri ambruk dikursi tunggu Rumah Sakit depan ruang rawat Naruto. Saat ini Sasuke dan Shika juga Gaara dan Lee berdiri memandangnya aneh.

Tentu saja, melihat artis papan atas yang datang tiba-tiba dengan tampilan layaknya gembel yang kusut dan ekspresi melasnya saat ini. Semua pasti tak menyangka jika ia adalah artis terkenal saat ini.

"Ada apa sebenarnya?" Tanya Sasuke sarkas. Bersidekap dada angkuh khasnya sembari memandang temannya satu itu.

"Aku tahu aku banyak fans. Tapi aku tak menyangka ada assasign yang sampai menggilaiku juga. Kalau mereka mau tanda tangan atau berfoto denganku saja sih tak masalah. Tapi ini... kukira mereka sangat ingin melubangi kepalaku." Tutur Toneri panjang lebar. Masih dengan gurat kelelahan kentaranya.

"Hn. Kau diteror?" Tanya Sasuke dingin. Lebih acuh dengan satu alis terangkat tanda heran.

"Menurutmu? Kalau bukan teror, mungkin aku sudah tak bisa menemui malaikat pirangmu saat ini." Tukas Toneri kesal juga. Meski ia sudah biasa dengan sikap apatis pangeran es itu, tetap saja... si arrogant itu seolah takkan kaget jika mendengar kabar ia mati saat ini juga. -_-

"Cih. Kau menyempatkan diri kesini dan mempertaruhkan nyawa dengan konyolnya?" Sarkas Sasuke heran. Berdecih kecil sembari melirik teman babybluenya itu.

"Kau pikir? Menurutku ini kesempatan spesial dimana aku bisa melihat malaikat manismu itu lagi. Setidaknya sebelum mati, mungkin saja dia mau menyelamatkanku dengan kekuatannya juga." Balas Toneri santai menyeringai kecil sebelum melesat ke kamar rawat Naruto. Membuat semua terkesiap dan akan mencegah sebelum pintu tertutup rapat dari dalam.

Sasuke masih bisa melihat sih dari luar lewat kaca kecil seukuran buku yang terpasang di pintu sebagai aksen.

Naruto terkejut saat sesorang dengan tiba-tiba masuk ke kamar rawatnya. Membuat ia menoleh reflek dan melebarkan mata melihat tamu tak diundang yang asing baginya. Menurutnya mereka tak cukup kenal untuk sekedar saling menjenguk.

Lovely Bitch!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang