Part 6

13.8K 902 434
                                    

.
.

Dor

.
.

Naruto menembak sekaligus menendang seratus delapan puluh derajat Sai yang berada disampingnya tadi. Membuat pemuda pucat itu terdorong kebelakang dengan tiba-tiba.

Namun sialnya Sasuke ikut tersangkut di tali pengaman yang dikenakan Sai saat itu.

"Dobe?" Tanya Sasuke tak percaya.

Sedetik tadi ia sudah pasrah terkena tembakan... tapi tak jadi?

Kemudian tadi ia juga sudah menyiapkan diri jika terjatuh... tapi apa....

Kini Naruto malah meraih tangannya kuat. Menahan tubuhnya agar tak terjatuh.

Sai dibawah sana meluncur dengan selamat. Namun mendarat dengan sangat buruk. Ia jatuh terguling dari atas mobil. Darahnya berceceran.

Naruto yakin menembak di titik vitalnya. Kemungkinan si mayat hidup  selamat sangatlah kecil.

Tidak. Naruto tak fokus ke si pucat dibawah sana. Ia harus menarik Sasuke yang badannya dua kali lipat darinya keatas. Dan itu sangat sulit dikeadaannya saat ini.

"Naik, brengsek!" Teriak Naruto kalap. Ia merasa jahitannya  terbuka lagi. Rasa sakit menyapa indera. Dan itu sungguh menyakitkan.

Sasuke meraih tangan kecil Naruto. Kini dua tangannya berpegangan pada tangan mungil itu. Satu-satunya yang bisa ia raih diketinggian yang bisa memecahkan kepalanya seperti telur mata sapi.

Tes

Tess

Sasuke merasakan sesuatu jatuh diwajahnya. Beberapa kali... dan menjadi lebih deras makin lama.

"Dobe... kau berdarah-"

"NAIK!" teriak Naruto dengan suara yang tercekat. Kesakitan luar biasa. Bahkan lebih sakit dari tertembak. Tangannya seperti hampir putus.

Sasuke berusaha naik sekuat tenaga, namun darah Naruto yang mengalir deras ditangannya membuat pegangannya makin licin.

Naruto menangis. Dalam diam. Ia sudah tak kuat. Sungguh.

Sasuke merasa dirinya sangat tak berguna sekarang. Dua kali. Dua kali ia berhutang nyawa pada si pirang ini.

Kenapa dia begitu lemah... sampai tak bisa membalas budi baik si pirang.

Setidaknya tak menyusahkannya... apalagi membuat si pirang kesakitan dan menangis seperti ini.

Ia sudah berusaha. Tapi sungguh, pegangannya sangat licin. Membuatnya berangsur merosot dengan pasti.

Tapi bukan itu. Ia terbelalak,  Naruto ikut limbung karena kehilangan kesadarannya. Mereka hampir jatuh bersama saat dua pasang tangan meraih mereka bersamaan.

"Ck. Mondokusai."

Shika menarik Sasuke keatas dan Gaara meraih pinggang Naruto yang ambruk begitu saja tanpa kesadaran.

Wajah manis itu terlihat sangat berantakan. Sembab dan bercecar air mata.

"Dia sangat pucat. Kehilangan begitu banyak darah. Lukanya terbuka." Ujar Gaara yang memeriksa keadaan Naruto khawatir.

"Kau tertembak?" Sadar Shika membuka kemeja Sasuke.

Sasuke menepis tangan Shika kasar dan duduk untuk mengelus pipi sembab Naruto yang pingsan. Meraih tubuh kecil itu dan dipeluknya dalam. Sasuke menangis dalam diam memanggil dobenya dan merapalkan maaf berkali-kali.

Gaara dan Shika hanya diam begitu saja.

.
.
.

Toneri datang ke Rumah Sakit bersama Fugaku dan Itachi.

Lovely Bitch!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang