Epilog

10K 615 52
                                    

.

.
.

"HYA! SASUKE! DIMANA KAU ABSEN SEMINGGU INI?! KAU TAHU, KARENA DIRIMU AKU TERKURUNG DI KANTOR DENGAN GUNUNGAN BERKAS YANG KAU TELANTARKAN BEGITU SAJA.  SAMPAI AKU HARUS BERCINTA DIATAS MEJA! Ck. Mendokusai!"

Sasuke berjengit dan menjauhkan telepon nya reflek saat mendengar semburan langka dari sang asisten yang merangkap sebagai Kapten Anbu ne itu.

Bukan tanpa sebab,  semua itu memang ulahnya yang memaksa absensi diri selama seminggu penuh untuk acara bulan madunya.

Tahulah gimana pasangan pengantin baru. Apalagi jika sang istri sesempurna Naruto-nya.

Manis, imut, menggemaskan,  pintar memasak,  dan jago di ranjang.  Ah, Sasuke benar -benar merasa Naruto pelengkap hidupnya yang sempurna.

Dan karena itu juga membuatnya enggan melangkah keluar rumah. Hanya karena Naruto ia akan hidup bahagia.

"Ne, Kapten. Besok dia akan berangkat ke kantor."

Bukan.  Itu bukan suara Sasuke yang menyahuti telepon. Tapi Naruto yang seenaknya merampas telepon dan mematikannya setelah menjawab seperti itu. Membuat Sasuke melongo tak percaya karenanya.

"A... apa yang kau  lakukan,  dobe?" Tanya Sasuke tak terima. Akan menyahut teleponnya lagi saat Naruto mendeliki nya dan membuat ia mengurungkan niat seketika.

"Aku melakukan apa yang seharusnya seorang istri lakukan. Kau ini C.E.O, teme. Kau tak boleh semena-mena seperti itu. Kau harus bertanggung jawab sama seperti halnya menjadi suami." Ceramah Naruto  panjang lebar berkacak pinggang didepan Sasuke yang terpekur ditempatnya. Menatap cemberut Istrinya dengan tampang Susi (*suami takut istri).

"Tapi, dobe-"

"Tidak ada tapi-tapian.  Kalau besok kau tidak masuk lagi, tak ada jatah untukmu diatas ranjang lagi." Tandas Naruto mutlak. Membuat Sasuke melongo horor seketika. Meraih kedua tangan kecil Naruto dan memohon padanya.

"Baiklah. Aku akan masuk besok. Tapi seharian ini aku ingin berada diatas ranjang bersamamu, ya?" melas Sasuke pada akhirnya. Menengadah pada sang istri sembari memperlihatkan Chicken eyes nya.

"Heh, tidak bisa, dattebayo." Keluh Naruto cemberut kecil pada Sasuke yang terbelalak lagi, terkejut.

"Kenapa tidak bisa?!" Tanya Sasuke tak terima. Menegakkan badan dengan tatapan menuntutnya.

Naruto hanya tersenyum dan menangkup wajah tampan suaminya. Sebelum membawa tangan lebar dan dingin Sasuke untuk mengelus perut rata dan hangatnya. Membuat Sasuke mengerut bingung.

"Ada ap-"

"Aku positif, teme." Ujar lembut Naruto dengan tersenyum.

"A... apa?"   Beo Sasuke tak percaya.

"Aku positif hamil, teme. Lihat. Ku-nii  memberikanku berpaket-paket tespeck agar aku rajin mengeceknya. Dan pagi ini baru muncul dua garis. Itu tandanya aku hamil, teme. Dan karena itu aku tak bisa melayanimu seharian ini. Karena aku harus periksa." Ujar Naruto lugu sembari mengangkat alat tes kehamilan ditangannya pada Sasuke yang mematung penuh keterkejutan karenanya.

"So... Souka?! Aku akan jadi ayah, dobe?!" Tanya Sasuke tersenyum bahagia penuh harap.

Naruto masih tersenyum dan mengangguk menjawabnya. Membuat Sasuke langsung menerjangnya dengan pelukan memutar penuh kebahagiaan.

"Terima kasih, dobe. Terima kasih. Kau membuat keluarga kita akan makin lengkap dengan kehadiran anak kita." Bisik  Sasuke menciumi sang istrinya penuh kasih dan rasa haru. Seolah kehidupan berat mereka selama ini terbayar sudah dengan kebahagiaan yang berlipat-lipat ganda.

Lovely Bitch!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang