Dua

117 14 0
                                    

"Halo Sivia!"

"Hai, Kak!"

Beberapa orang menyapanya saat ia tengah berjalan di kantin sambil membawa sepiring makanan di tangannya. Ia tersenyum membalas. Beberapa memang pernah ia lihat di laman facebooknya, meski tak tahu siapa saja nama orang - orang yang menyapanya - terutama para junior a.k.a. teman si Daniel.

Untung saja ada facebook.

"Waduh, jadi terkenal, nih!" celetuk Ify, saat Sivia sampai di meja paling pojok dekat wastafel.

"Apaan, sih, Fy,"

"Semua karena Daniel Robert anak kelas unggulan!" Wyna berseru senang. Ditambah dengan cengiran menyebalkannya yang membuat Shirin ingin menabok wajah polosnya.

"Sukanya sama berondong, nih, Siv?" Ecca ikut menimpali. Temannya yang satu ini memang gemar menggodanya - meski tak sesering Ify yang memang kelewat batas. Pipinya yang gembul selalu membuat Sivia gemas hingga ia meringis kesakitan.

"Lucu kali, ya, kalau kalian jadian!"

Sivia hanya menggelengkan kepalanya, terlalu malas menanggapi godaan - godaan dari teman - temannya yang tak jauh berbeda dengan junior - junior lebaynya. Akhir - akhir ini ia terlalu sering mendengar nama lelaki itu, hingga merasa bosan sendiri.

Ya, memang salahnya sendiri dekat dengan pentolan sekolah. Yang selalu dihapal oleh guru, teman - teman satu angkatannya, bahkan beberapa senior terkenal. Intinya, hampir satu sekolah mengenal Daniel. Dan secara tak langsung, ikut mengenal dirinya.

Ia benci pada situasi ini. Seketika, dunianya terasa tak sama lagi.

**

sorry for long update, guys. maaf banget lama nulisnya, soalnya aku juga sibuk kuliah. maaf juga ini pendek, nanti bakal dilanjut lagi, kok. hehe


sekali lagi, saya minta maaf ya! terima kasih :)

Sivia's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang