Enam Belas

81 9 0
                                    

"Siv, kenapa sih daritadi senyum - senyum terus?" tanya Ify heran karena sedari tadi melihat teman sebangkunya yang terus tersenyum dan tertawa sendiri.

Namun, bukan Sivia namanya jika langsung menjawab. Ia hanya mengulumkan bibirnya rapat dan wajahnya bersemu merah.

"Heh mabuk?!" Seru Ify tanpa sadar sambil menyentuh dahi gadis berponi rata ini.

Ecca yang baru saja mendengar seruan Ify langsung menoleh. Begitu pula teman - temannya yang lain. Malah segera bergabung mengerubungi Sivia yang hanya terdiam di tempatnya. Berusaha tak mempedulikan apapun tentang Ify dan seruannya barusan.

"Sivia mabuk?! Seriusan? Siv, Siv!"

"Apaan sih, guys? Siapa yang mabuk coba?"

Semua anak disana langsung menatap Ify dengan raut yang berbeda-beda.

"Lah dia diem aja, ketawa mulu. Gimana nggak takut?!" Ujarnya sewot, tak mau disalahkan.

"Kena peletnya Daniel kali." Celetuk Ecca, yang diikuti anggukan oleh Stella.

"Iya, giginya penuh pelet." Jawab Sivia asal, kemudian menelungkupkan tubuhnya di atas meja. Memilih tidur daripada mendengar omongan tak penting semacam itu

***
"APA? JADIAN?" Seru Sheilla kaget. Baru saja Sivia selesai menceritakan suatu hal yang terjadi pada gadis itu semalam.

Iya, jadian katanya.

"Shhhh," Sivia menampakkan telunjuknya di bibirnya. Menyuruh gadis itu diam karena tak ada yang tahu tentang ini.

"Lah, kapan? Bukannya kemarin galau?"

"Sema-"

Belum selesai Sivia bicara, tiba-tiba seorang gadis berambut keriting datang dan berseru kencang.

"HALO GENGS! ADA APA NIH KOK BISIK- BISIK TETANGGA? AH APA JANGAN-JANGAN ADA YANG ABIS ENA-EN- APASIH SIV?!"

"Mulutnya dijaga deh."

"Eheheh."

Sheilla menghela napas panjang, lelah sendiri dengan teman di hadapannya. "Iniloh, si Sivia abis jadian." ujarnya pelan, sambil melirik kanan kiri takut - takut jika ada yang mendengar.

Namun, bukan Tania namanya jika tak merespon dengan heboh.

"WOE? SAMA SIAPA? DANIEL YA? PEJE DOONG!!" pekiknya kencang, membuat beberapa orang disana menatap mereka bingung.

Sivia dan Sheilla pun menoleh kaget. Sheilla sendiri sudah membekap mulut gadis yang tiba-tiba datang itu.

"Daniel mulu dah."

"Ya gimana orang kamu gosipnya kan sama dia."

"Iyain aja deh."

"Kasihan sepupu aku huhu. Dia terkhianati oleh cintanya."

"Apasih?!"

"Eh eh, kasih tahu dulu, dong! Sivia sama siapa?"

"Ituloh, sama si Gabriel." katanya pelan dan langsung membungkam mulut Tania sebelum gadis itu berseru lagi.

"WOY AH, LEPAS!" pekik gadis berambut sedikit keriting itu, sembari melepas tangan Sheilla dari mulutnya. Ia berdecak pelan, lantas menatap Sivia yang sibuk memandangi orang - orang yang tengah berlalu lalang sambil sesekali menyapa.

"Eciee, ayok dah PJ di Kantin 1 sabi tuh!"

Gadis perponi itu menoleh, kemudian tersenyum malu - malu. "Minta si Gabriel sana, dah."

"Oke, cus Shei!" Ajak Tania sembari menarik tangan Sheilla untuk pergi ke kelas Gabriel.

"Eh - eh, apaan sih, Tan? Bentar, aku mau dengar cerita Sivia yang beberapa hari lalu galau Gabriel tapi sekarang jadi kaya gini."

"Lah, memang kenapa? Bagus dong Gabriel akhirnya bisa buka hati buat Sivia."

Sheilla menatap Sivia penuh tanya. Sejujurnya ia masih belum paham bagaimana bisa keduanya berpacaran, jika beberapa hari yang lalu teman kelas sebelahnya bercerita bahwa lelaki itu masih menyukai Rully dan masih belum mengikhlaskan hubungan gadis itu dengan sahabatnya.

***

Semalam sebelum keduanya berpacaran.

Sivia tengah sibuk menscroll akun Facebooknya. Melihat - lihat apakah ada berita terbaru darisana.

Ting!

Pesan masuk dari Gabriel.

Sivia menegak kaget. Buru - buru ia mengeluarkan laman Facebooknya, dan membuka pesan dari lelaki bertubuh jangkung itu.

From: Gabriel

Siv, mau bantu aku?

Gadis itu mengernyit tak paham. Lantas menghela napas pelan dan membalasnya.

To: Gabriel

Bantu apa, Gab?

Sivia ketar - ketir sendiri. Takut jika suatu hal akan terjadi. Berkali-kali ia komat - kamit tak jelas. Hingga bergulung - gulung di karpetnya menunggu balasan.

Tak sampai sepuluh menit, lelaki itu membalas. Membuat Sivia langsung membukanya di detik pertama.

From: Gabriel

Bantu lupain dia. Dengan sama kamu.
Mau jadi pacar aku?

Sivia serasa mau pingsan saja sekarang.

***

Sorry baru update. Lagi writter block sama sibuk parah dah skripsi magang hmm

Sivia's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang