Tujuh Belas

81 7 0
                                    

Ada beberapa hal yang paling Ify benci ketika sekolah. Tugas membludak, guru yang membosankan, dan suara - suara tak penting yang terdengar oleh telinganya.

"Hhh,"

Seperti suara yang sedari tadi ia dengar sejak pelajaran dimulai. Siapa lagi kalau bukan teman sebangkunya, Sivia Barries?

Sudahlah, gadis itu menyerah. Konsentrasinya buyar begitu saja, meluap bersama asap-asap dari otak teman-temannya.

Ia pun menoleh ke teman sebebangkunya, yang sedari tadi terus menggerakkan tubuh tak jelas sambil mengeluarkan suara-suara tak penting. Mendesah lah, menggeram tertahan lah, bahkan sesekali mencicit pelan, seperti suara tikus terjepit.

Ditanya pun, hanya diam. Ify sudah lelah menghadapinya.

"HEH!" Seru Ify tertahan sambil menepuk pundak gadis itu dengan tak santai. Sivia yang masih sibuk sendiri menegak kaget, nyaris saja menjerit jika ia tak segera menguasai diri.

"Aduh- apasih, Fy?"

"Napa sih daritadi? Berisik tau ga."

Gadis berpipi bulat itu terdiam lama, kemudian mendesah lagi. Ia bimbang, apakah Ify bisa diandalkan?

"He, Sivia! Habis diapain sama Gabriel? Bilang dong!"

"Fy, jangan keras-keras."

"Bodo amat. Makanya cerita!"

***

Kamu masih suka sama Rully?

Iya.

Gadis itu memejamkan kedua matanya, menahan tangisnya. Seseorang yang akhir-akhir ini mengisi harinya dengan canda, tawa, dan kebahagiaan untuknya, tiba-tiba menghancurkan separuh jiwanya dengan jawaban yang memilukan hati.

Oh, terus nggak ada niatan move on?

Belum bisa, masih kepikiran.

Gadis itu terdiam lama, meratapi pesan yang baru saja masuk beberapa menit yang lalu.

Ini sudah hari ke lima? Atau enam? Dari saat mereka menjalin hubungan. Memang masih seumur jagung, dan dari awal pun Sivia sudah cukup sadar hubungan ini dibuat karena mereka saling nyaman dan saling terbuka.

Ia tahu, bahkan sangat-sangat paham bahwa lelakinya itu masih menyukai Rully, pacar sahabatnya.

Namun, mengapa rasanya sesakit ini saat mengetahuinya secara langsung dari Gabriel?

Harusnya Sivia sadar, bahwa Gabriel belum sepenuhnya membuka hati untuknya. Dan ia tak perlu repot-repot mulai merasakan hal yang lebih pada lelaki jangkung itu.

Sorry lama ga update, sedang buntu._. cua baca cerita baruku ya Before The Worst tentang Sivia di masa depan hehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sivia's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang