Jihyun menatap Seokjin yang sedari tadi mondar mandir, dia kenapa?
"Jin-ie, kau kenapa?"
Seokjin menatap Jihyun penuh khawatir. Dia segera melepas baju tidur yang dipakai Jihyun.
"Apa ini sakit? Ruamnya sangat banyak" ucapnya dengan nada yang khawatir. Jihyun menatap lengan, perut, dada, bahunya yang membiru. Belum lagi yang di punggung dan pahanya.
"Tidak sakit, memangnya kenapa Jin-ie?"
Seokjin memakaikan pakaian Jihyun lagi "astaga, aku merasa bersalah padamu. Maafkan aku, aku tak akan menyentuh mu lagi"
Mendengar itu, membuat Jihyun kaget bukan main "Ey, ini hanya ruam dan ini tak sakit. Jangan berhenti menyentuh ku, Jin-ie"
"Tapi, aku tak mau membuat tubuhmu terluka. Aku tak ingin membuatmu lebam lagi"
"Bukankah, kita sudah pernah membicarakan ini sebelumnya? Anggap saja, ini tanda kepemilikanmu. Lagi pula, tiga atau empat hari ruamnya hilang"
Seokjin hanya diam dan Jihyun menggenggam tangan Seokjin erat.
"Jin-ie, dengarkan aku. Aku mau menjadi istrimu karena aku mau disentuh olehmu. Kau tau, begitu tersiksanya aku saat kau tak mau menyentuh ku dulu. Aku menggodamu untuk kau sentuh tau"
"Jihyun, cintaku bukan nafsu. Tanpa aku menyentuh mu, aku tetap mencintaimu"
Jihyun menekukkan wajahnya sambil menatap Seokjin sebal. Dia berjalan ke kamarnya "kalau begitu, untuk apa aku menikah denganmu. Bukankah sudah ku bilang, aku ingin segera punya bayi denganmu"
Jihyun menutup pintu kamarnya. Membuat Seokjin menatap pintunya sendu. Dia merasa bersalah pada istrinya itu.
Jihyun berdiri di depan cermin lalu melucuti pakaiannya. Dia hanya memakai dalaman saja dan melihat tubuhnya yang banyak ruam membiru. "Aish.. Kenapa harus begini sih? Kenapa saat dengan Taehyung tidak begini?" dengus Jihyun.
Jihyun terus memperhatikan tubuhnya, dia menyamping untuk melihat perutnya yang agak membesar "kenapa perutku agak buncit?"
Matanya melotot "apa aku hamil?"
Jihyun keluar dari kamar hanya menggunakan dalaman. Dia menghampiri Seokjin yang masih duduk di kursi meja makan "Jin-ie"
"Iya? Eh kenapa kau tak memakai bajumu?"
"Perutku"
"Iya, kenapa perutmu?"
"Membuncit" Jihyun menyamping dan Seokjin menyadari bahwa perut Jihyun memang membuncit.
"Sejak kapan?"
"Apanya?"
"Perutmu membuncit?"
"Mana aku tau"
Seokjin segera mengajak Jihyun untuk ke rumah sakit. Dia membawa gadis itu untuk diperiksa dan seperti dugaan, Jihyun hamil. Tapi anak siapa?
Apakah anaknya Taehyung?
Tidak mungkin, Jihyun hamil setelah melakukan hubungan sekali dengan Seokjin saat itu. Pasti anak Taehyung, pikir Seokjin.
"Dok, aku ingin tes DNA dengannya"
"Melalui darah atau.."
"Rambutnya saja" ucap Jihyun dan Seokjin menyetujui itu. "Tes nya akan dilakukan saat bayinya telah lahir"
Dan Jihyun mendesah kecewa. Dia ingin tau, didalam perutnya sekarang. Dia tengah mengandung anak siapa?
Mereka pulang dengan berjuta pikiran di kepala mereka. Seokjin lebih banyak diam karena dia penasaran dengan bayi yang ada diperut Jihyun. Sedangkan Jihyun, dia menatap Seokjin. Mengeratkan genggamannya pada tangan Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BTS] Competitions (Vampire & Werewolves)
VampireKisah cinta seorang gadis biasa yang diperebutkan oleh Manusia Serigala dan Manusia Penghisap Darah. bagaimana kisahnya? Bahasa sopan dan tak ada umpatan, karena Author nyaman membuat cerita seperti ini. Dulu ini castnya member Wanna One. Cuman kare...