4 | Fall in Love [kaisoo]

220 15 2
                                    

Dulu, gadis itu selalu menjadi objek bullying. Walaupun sebenarnya gadis tersebut terlalu imut untuk dijadikan bahan bullying.

Aku hanya selalu menatapnya dari jauh.

Mengasihaninya dalam diam.

Bukannya tidak mau bersifat gentlemen, namun kupikir itu bukan sepenuhnya urusanku. Meskipun kami sekelas.

Dia dikucilkan. Meskipun cantik dan sangat imut, tak menjamin ia akan disukai semua orang.

Mungkin mereka semua memang menyukai gadis tersebut. Namun terlalu iri untuk menyatakannya, untuk mengakuinya.

Gadis itu Kyungsoo, dan bermarga Do.

Tidak tinggi. Atau mungkin iya, hanya saja jika disandingkan denganku, tubuhnya amat mini.

Matanya bulat, bibirnya membentuk hati, dengan pipi bulat yang menjadi favoritku.

Dia menyukai kartun Pororo, dan dia juga dibully karena itu.

Suatu hari, kelas kami seketika ricuh.

Orang-orang menyadari bahwa 5 dari 6 kotak bekal yang Kyungsoo bawa selalu bergambar kartun Pororo. 1 sisanya bergambar boyband kesukaannya, EXO.

Aku jadi bingung, sejujurnya.

Jika mereka membenci Kyungsoo, untuk apa mereka jadi seperhatian itu? Apa mereka haters yang menyerempet fans?

Dan, ya, Kyungsoo selalu membawa bekalnya kesekolahan, lalu makan ditaman sepi belakang sekolah.

Denganku yang selalu mengikutinya.

Bila saja Kyungsoo mau membuka kacamata besar yang selalu digunakannya, dan mulai melepaskan kepangan rambutnya, kuyakin dia akan menjadi gadis yang populer.

Dia itu cantik. Orang-orang bahkan bisa melihat itu. Hanya dirinya sendiri yang justru tak bisa melihatnya.

Kasus pembulliannya memang bermula dari kacamata dan kepangan itu. Dilanjutkan dengan Kyungsoo yang tak berani melawan, dan tak ada satupun yang peduli.

Awalnya, akupun tak peduli.

Tetapi itu sebelum aku melihatnya makan ditaman belakang sekolah, seperti biasa, dihari Jum'at yang cerah.

Dia membuka kacamatanya. Juga kepangannya. Lalu sedikit mengucak matanya, mungkin matanya lelah.

Kulihat rambutnya basah. Mungkin itulah alasannya melepas kepangan rambut.

Dan aku ... terpesona.

Apalagi setelah melihatnya menatap awan, lalu tersenyum manis saat semilir angin menerbangkan anak rambutnya.

Dia memang secantik itu. Memang semenarik itu. Memang mampu membuat teman-teman sekelas, bahkan satu sekolahanku iri padanya.

Kecantikan Kyungsoo terlalu sulit untuk disangkal. Dan mereka benci, karena tak mampu menandingi itu.

Jadi setelah hari itu, aku selalu menatapnya dari jauh, dimanapun.

Sahabatku, Sehun dan Chanyeol, berkata bahwa mungkin saja aku jatuh cinta padanya.

Jatuh cinta?

Ah ...

Terdengar menyenangkan.

OmniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang