13 | Lost [hunhan]

96 9 0
                                    

Halo, aku Luhan. Anak kelas 9 a.k.a 3 SMP. Dulu. Ehehe.

Sekarang aku sudah kelas 10 atau 1 SMA. Baru lulus 4 bulan lalu dari SMP.

Di SMA, aku ambil jurusan IPS. Bukan karena bodoh atau tidak suka Matematika dan teman-temannya.

Ehm, sebenarnya untuk point kedua ada benarnya, sih.

Cuma bukan itu hal utamanya. Hal utamanya merupakan; aku yang ingin menjadi diplomat.

Menurutku, apa yang kupelajari jika aku masuk IPA tidak akan terpakai saat aku menjadi diplomat. Jadi, lah, aku memutuskan untuk memasuki jurusan IPS.

Tidak mungkin, kan, saat membahas soal pembunuhan disuatu negara, dan yang ditanya adalah seberapa deras darahnya mengalir? Atau seberapa cepat seseorang itu terjauh dari gedung?

Ya. Tidak mungkin.

Di SMA ini, aku tidak memiliki kekasih.

Bukan apa-apa. Hanya sedang tidak ingin.

Lagipula aku baru saja putus 5 bulan lalu. Hal itu sebenarnya membuatku enggan untuk pacaran lagi.

Pacaran benar-benar hanya membuang-buang waktu. Sudah begitu, hanya sedikit pacar yang akan memaklumi pacarnya sebagai Kpopers. Itu membuatku sulit.

Jadi kuputuskan untuk tidak berpacaran dulu.

Pacarku- maksudnya mantan pacarku orang yang baik, kok. Dia perhatian. Juga over-protective, cemburuan, dan menyebalkan.

Tetapi ada sulitnya juga tidak punya pacar.

Seperti sekarang ini.

Aku sedang mengambil SKHUN. Namun karena tak memiliki pacar, aku harus mengambil SKHUN menggunakan motor sendirian.

Sudah begitu, jarak dari sekolah SMA ke SMPku sangat jauh. (:

Tapi, ya, sudah.

Mengeluh atau mengadu tak akan meringankan bebanku sama sekali. Malah memperparah.

Jadi aku berusaha melakukannya secepat mungkin; hanya datang, mengambil SKHUN, lalu pulang.

Diperjalanan pulang, kulihat Bu Taeyeon, guru bimbingan konselingku sedang berdiri dipinggir jalan.

Mungkin sedang menunggu transportasi umum.

Aku ... ingin memberinya tumpangan.

Tetapi bayangan bahwa aku harus masuk kedalam suatu gang atau jalan membuatku ngeri.

Sejujurnya, aku tak bagus dalam mengingat jalan.

Bagaimana, nih?

Tapi tak mungkin kubiarkan Bu Taeyeon menunggu disana terus-terusan, kan?

Tapi bagaimana jika jalan kerumahnya sangat sulit? Lalu aku lupa jalan?

Apa aku harus kembali kerumah Bu Taeyeon lalu minta diantarkan sampai jalan besar? Aish.

Akhirnya, meskipun pemikiran-pemikiran terburuk menghampiriku, aku tetap ingin memberikan Bu Taeyeon tumpangan.

"Assalamualaikum, Bu," salamku saat membuka helm.

"Eh? Waalaikumsalam. Ini Lulu, kan, ya?"

"Iya, Bu. Hehe."

"Oh, sekarang sekolah dimana?"

"Di SMA Lu, Bu."

"Oh. Bagus, deh. Biar mainnya jauh, ya. Ga disekitaran SMP SM terus."

"Ibu bisa aja, ah," kataku lalu tertawa kecil. "Oh, iya. Ibu lagi tunggu apa disini?"

"Lagi nunggu taksi lewat, Lu. Mobil Ibu masih dibengkel soalnya."

OmniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang