So extra

5.7K 362 15
                                    

Kalau diingat-ingat, ke empat anaknya itu suka sekali menyusahkan Bram dan juga Jillia. Mulai dari masuk ke preschool dan membuang semua bekal makan mereka sampai kemudian hilang dibawah kolong meja padahal Jillia sudah menangis histeris dan Bram sudah menghubungi polisi mengira empat anak kecil itu diculik.

Setelah mereka berempat tertidur, Bram dan Jillia memutuskan untuk mengobrol seputar kehamilan kedua istrinya dan rencana liburan untuk keluarga mereka.

Jillia mengambil ponselnya dan membuka-buka tempat liburan yang dia inginkan sementara suaminya itu menyediakan lengan besarnya untuk sandaran kepala Jillia. Satu tangan pria itu membelai pelan perut Jillia dan menyandarkan dagunya pada puncak kepala istrinya.

"Hm... Kemana? Bulan Juli udah summer sih, tapi kalo summer itu panas banget kasian anak-anak..." Jillia menggeser kembali jemarinya dan menikmati sentuhan lembut suaminya itu, "Hayo kamu kasih ide..."

Bram menghela nafas, kemarin dia sempat memikirkan untuk liburan di villa saja dan berkebun di puncak. Sayang sekali putranya Kaebara takut dengan kodok, jangankan kodok, kotor saja anaknya itu takut. Berbeda dengan ketiga putrinya yang 180 derajat berbanding terbalik dengan Kaebara. Bram pernah nyaris pingsan entah itu karena Akaela atau Abila yang memegang kadal terbang ketika mereka membereskan taman.

"Bra..." panggil Jillia, dia kembali membuka aplikasi lainnya dan menggenggam tangan suaminya, "Kayaknya baru kemaren deh mereka buntel-buntel gitu kamu uber gara-gara abis balik dari mana tuh... lupa aku"

Pria itu terkekeh, ikut menatap istrinya yang sedang membuka galeri foto dan mendapati foto anak kembar mereka.

Bram berdehem dengan pelan, "Ini bukan pas mereka lagi slumber party? Terus besoknya aku balik ke jakarta cuma biar bisa liat mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bram berdehem dengan pelan, "Ini bukan pas mereka lagi slumber party? Terus besoknya aku balik ke jakarta cuma biar bisa liat mereka..."

Jillia menganggukkan kepalanya. Seingatnya Bram sedang ada kunjungan ke luar daerah untuk melihat lokasi entah apalah itu. Jillia tanpa sengaja mengirimkan foto anak mereka ketika makan siang dan berakhir dengan video call karena Bram ingin melihat mereka.

Pria itu melihat istrinya terkekeh, mungkin ingat kalau kekonyolan dirinya yang datang-datang langsung mengejar tiga anak perempuannya.

"Halah, dulu aja mana mau punya anak ya..." Jillia tahu kalau Bram kembali berdehem dengan cukup keras mengingatkan agar mereka tidak lagi mengungkit masalah itu. Tapi tolonglah, mengingatkan Bram itu penting agar pria itu tidak kembali ke sifatnya yang arogan seperti dulu.

"Kali, kalo kamu suka ungkit masa lalu terus, bisa-bisa aku beberin juga rahasia kamu..." Bram kemudian menggigit pelan kuping istrinya, pria itu terkekeh melihat Jillia yang sudah cemberut menatapnya, "Aku makan nih kalo manyu-manyun"

Kembali Jillia sibuk dengan gadgetnya. Jangan sampai dia terkena rayuan maut Bram. Bisa-bisa pegal badannya. Sedang hamil mana bisa ambil posisi dibawah, harus goyang dari atas kata dokter. "Mukanya anak aku lucu banget sih kayak boneka..."

I G E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang