Aku menghela napas. Seharusnya aku langsung ke kelas dan bukan mampir ke kantor guru terlebih dahulu. Seharusnya aku menyerahkan tugas biologiku setelah jam pulang sekolah saja. Seharusnya ... ck, sial.
Tidak ada seharus-seharusnya semuanya sudah terlambat.
Aku menggerutu. Tentu saja kesal karena Bu Dian menyuruhku untuk memanggil Daniel, entah untuk apa. Mungkin dihukum masalah tadi pagi tentang Daniel yang tak sengaja menabrak Bu Dian dan membasahi baju yang dikenakan Bu Dian dengan jus wortel yang diminumnya.
Dan sekarang aku tepat berada di hadapan Daniel yang tertidur pulas di mejanya.
Aku menghela napas. Lagi.
Daniel tidur, dan akan sangat sulit untuk dibangunkan.
"DANIEL BANGUN!"
Tak ada tanggapan, bahkan meski aku sudah berteriak tepat di telinganya. Tanganku terayun untuk memukulinya, tetap sama.
"Daniel, Daniel, Daniel, Banguuuuunnnnnn!!"
"Daniel bangun!!"
Oh, ya Tuhan. Apalagi yang harus kulakukan untuk membangunkannya?
Daniel tak lebih sama seperti seorang Putri Tidur yang tak bisa dibangunkan, tapi Daniel tentu saja bukan seorang Putri karena dia cowok.
"Apa gue harus menciumnya seperti di dongeng?"
Itu pemikiran paling gila dalam kepalaku. Tapi bukankah Putri tidur akan bangun setelah dicium pangeran?
"DANIEL BANGUN! LO DIPANGGIL BU DIANNNNN!"
Aku teriak. Lagi. Bahkan tenggorokanku mulai sakit, tapi lihatlah Daniel bahkan tak bergerak sedikitpun. Dan beruntung kelas sangat sepi dan hanya ada aku dan Daniel saja, mungkin karena ini masih jam istirahat.
Dia benar-benar seperti Pangeran Tidur.
Aku mengacak rambut frustasi. Terlalu bingung bagaimana caranya agar Daniel bisa bangun dari tidurnya.
"Lo ngapain, Sha?"
Aku menoleh, mendapati Ayra yang tengah berdiri di depan pintu dengan dahi berkerut bingung.
Aku menghela napas, merasa bersyukur dengan kedatangan Ayra. Mungkin saja dia tahu bagaimana cara membangunkan Daniel. Dia kan kembarannya.
"Daniel dipanggil Bu Dian, dan gue nggak tahu gimana caranya bangunin dia. Ini udah lima belas menit gue nyoba bangunin dia, tapi lihat," Aku menunjuk Daniel dengan daguku, "Kembaran lo nggak bangun-bangun. Dia kayaknya udah mati."
Ayra terkekeh, "Ancam aja sama kaos kaki bayinya, percaya deh dia pasti langsung bangun."
"Hah?"
"Coba aja,"
Aku memandang Daniel, menghela napas kasar kemudian berseru. "DANIEL BANGUN ATAU KAOS KAKI BAYI LO GUE BAKAR!!"
Brukk
Brakk
"Awh..."
"GUE YANG AKAN BAKAR LO TERLEBIH DAHULU, POU!!"
Aku melotot tak percaya.
"See, dia langsung bangun kan?"
🌾🌾🌾
364w.
15/03/2018 [W]
03/04/2018 [U]
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL : A Ruined Soul.
Short Story"Hey Pou, apa yang bisa lo harapkan dari jiwa yang hancur?" "Hmm, tidak ada. Tapi mungkin bisa diperbaiki lagi." Daniel menggeleng, dahinya mengernyit, "Diperbaiki? Itu mustahil Pou. Bahkan mati aja lebih baik."