Daniel itu tipe cowok manja. Sangat manja. Semua orang tahu itu.
Dan menjaga Daniel itu sama artinya kamu menjaga seorang balita.
Karena menjaga Daniel memang tak semudah itu.
Aku bahkan tak pernah percaya pada ucapan Arkaan yang mengatakan bahwa, 'Biarpun aneh, manja dan kekanakan, Daniel itu salah satu anak bad boy saat SMP. Dia bahkan pernah ikut tawuran dan masuk penjara.'
Dan aku yakin semua anak di SMA Nusantara pasti juga tidak akan ada yang percaya dengan ucapan Arkaan. Karena yang mereka tahu Daniel itu hanyalah sosok anak balita manja yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa yang aneh dan ceroboh.
"Suapin!!"
"Makan sendiri, lo punya tangan kan."
"Tangan gue sakit."
"Yang sakit kaki sama kepala lo Daniel."
Daniel menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali dengan bibir mengerucut dan pipi mengembung.
"Tangan gue juga sakit, lihat ada jarum infus yang nusuk kulit tangan gue." Daniel mengangkat tangan kirinya.
"Lo makan kan pakai tangan kanan Niel, bukan tangan kiri. Lo bukan orang kidal."
Aku menyandarkan tubuhku pada sofa, memejamkan mataku sejenak.
"Tangan kanan gue sibuk," aku mengernyit, kembali membuka mata, "lihat, gue megang hape."
"Lo bisa ditaruh dulu kan hapenya."
"Nggak mau. Gue lagi main game, bentar lagi menang."
Aku menghembuskan napas. Menghadapi Daniel memang sama artinya kamu mengurus seorang bayi.
"Pokoknya suapin, Pou. Atau gue mogok makan selama seminggu."
"Gue nggak peduli, paling lo masuk keranda."
Aku kembali memejamkan mata, merilekskan tubuhku sejenak. Aku mengantuk. Tapi Daniel bahkan selalu menggangguku.
"POU!"
"Apa?"
"Lo kok nyumpahin gue mati, sih."
Aku bisa membayangkan jika bibir Daniel tengah mengerucut lucu saat ini.
"Kapan,"
"Barusan."
"Gue nggak bilang nyumpahin lo kok."
"Tadi lo bilang 'Gue nggak peduli, paling lo masuk keranda.'" Aku tersenyum tipis saat Daniel meniru nada suaraku. Astaga anak ini benar-benar.
"Keranda Pou, keranda. Lo pasti sangat tahu bahwa keranda itu kendaraan orang meninggal."
"Oh, gue kira keranda buat ngangkut semut."
"DAN ITU SAMA ARTINYA LO NYUMPAHIN GUE MATI ALSHA."
🌾🌾🌾
317w
19/03/2018 [W]
04/04/2018 [U]
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL : A Ruined Soul.
Short Story"Hey Pou, apa yang bisa lo harapkan dari jiwa yang hancur?" "Hmm, tidak ada. Tapi mungkin bisa diperbaiki lagi." Daniel menggeleng, dahinya mengernyit, "Diperbaiki? Itu mustahil Pou. Bahkan mati aja lebih baik."