Hari ini adalah hari pertama Daniel masuk sekolah lagi setelah hampir satu minggu izin karena masuk rumah sakit akibat terjatuh dari tangga--Jujur saja, mengingat tentang kejadian itu membuatku selalu merasa bersalah--namun Daniel mengatakan bahwa hari ini adalah hari paling buruk untuknya.
Aku tidak mengerti akan hal itu, kemudian ingatanku berputar pada kejadian saat istirahat di koridor tentang Daniel dan Bian.
"Kenapa lo bilang begitu?"
Aku mencoba berbasa-basi, mungkin saja Daniel akan mengatakan tentang perdebatannya dengan Bian.
"Entahlah," Daniel menunduk, kedua tangannya memegang pembatas rooftop, "gue ngerasa hari ini adalah hari paling buruk."
Aku menghela napas, menyangga tanganku pada besi pembatas dan menopang dagu menatap sisi wajah Daniel, "Iya, kenapa?"
"Gue nggak tahu Pou," Daniel mengembungkan kedua pipinya dengan bibir mengerucut lucu.
Aku menggeleng, lantas terkekeh pelan mencubit salah satu pipinya gemas, "Dasar."
Daniel merengek kesakitan, namun hal itu malah membuatku semakin bertambah gemas dan mencubit kedua pipinya.
🌾🌾🌾
150w.
06/06/2018 [W]
08/06/2018 [U]
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL : A Ruined Soul.
Short Story"Hey Pou, apa yang bisa lo harapkan dari jiwa yang hancur?" "Hmm, tidak ada. Tapi mungkin bisa diperbaiki lagi." Daniel menggeleng, dahinya mengernyit, "Diperbaiki? Itu mustahil Pou. Bahkan mati aja lebih baik."