"Alsha, boleh kita bicara sebentar?"
Aku mengerut bingung, namun tak ayal aku mengangguk. "Boleh Om."
"Di luar."
Aku beranjak dari dudukku, bersamaan dengan Om Rehan yang berjalan ke luar kamar rawat Daniel.
"Mau ke mana?"
Aku menoleh ke belakang saat mendengar pertanyaan Daniel. Sebelum menjawab, aku melirik Tante Elena yang tersenyum padaku, "Ke luar sebentar."
Daniel mengangguk. "Beliin jus wortel ya."
"Iya."
Aku langsung membuka pintu kamar rawat Daniel, menghampiri Om Rehan yang duduk di antara deretan kursi kamar rawat Daniel.
"Ada apa Om?"
"Bukan di sini, bagaimana jika kita ke kantin saja? Om dengar Daniel ingin jus wortel."
Aku menggangguk. Lantas mengikuti langkah om Rehan menuju kantin rumah sakit.
Meja yang berada di pinggir jendela menjadi pilihan kami. Secangkir kopi dan juga segelas jus mangga berada di hadapan kami masing-masing.
"Jadi, ada apa Om?"
"Begini, sebelumnya Om ingin minta maaf karena Daniel selalu merepotkanmu."
"Tidak pa-pa Om, itu tidak masalah."
"Alsha kamu tentu tahu bahwa Daniel sangat ceroboh melebihi apapun."
Semua orang tahu itu.
"Dan Terkadang Om selalu khawatir dengan sifatnya yang satu itu, maka dari itu ...,"
Ada jeda yang Om Rehan ciptakan, helaan napas ke luar dari mulutnya, "Om ingin kamu menjaganya."
Kenapa Ayra dan Om Rehan memintaku hal yang sama? Menjaga Daniel. Tentu saja aku akan menjaganya, Daniel juga temanku, atau mungkin anakku seperti kata Nindy.
"Daniel sudah dewasa, sudah tujuh belas tahun, tetapi dia bahkan tidak bisa menjaga dirinya sendiri karena sifat cerobohnya."
Aku tersenyum tipis, "Om tenang saja, aku akan berusaha menjaga Daniel. Tapi Om tahu sendiri bukan kecerobohannya sudah over jadi Alsha tidak bisa menjaga Daniel sepenuhnya."
"Itu tidak masalah, Om malah sangat berterima kasih sama kamu."
🌾🌾🌾
277w
31/03/2018 [W]
17/05/2018 [U]
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL : A Ruined Soul.
Historia Corta"Hey Pou, apa yang bisa lo harapkan dari jiwa yang hancur?" "Hmm, tidak ada. Tapi mungkin bisa diperbaiki lagi." Daniel menggeleng, dahinya mengernyit, "Diperbaiki? Itu mustahil Pou. Bahkan mati aja lebih baik."